Sejumlah Nama Tempat di Garut Ini Ternyata Petilasan Prabu Siliwangi, Mulai Sanding hingga Munjul

Kabupaten Garut menjadi daerah yang diyakini banyak bersinggungan dengan proses pengejaran Prabu Siliwangi

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Ichsan
tribunjabar/sidqi al ghifari
Batu Pangsujudan di Situs Ciburuy. Sejumlah Nama Tempat di Garut Ini Ternyata Petilasan Prabu Siliwangi, Mulai Sanding hingga Munjul 

Laporan Kontributor Tribujabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Kabupaten Garut menjadi daerah yang diyakini banyak bersinggungan dengan proses pengejaran Prabu Siliwangi oleh anaknya, Prabu Kian Santang

Prabu Kian Santang yang memilih memeluk agama Islam mengemban tugas untuk mengislamkan sang ayah, Prabu Siliwangi.

Akibat dari pengejaran itu, nama-nama tempat di Garut yang pernah diinjak atau petilasan Prabu Siliwangi hingga kini memiliki nama yang dihasilkan dari ucapan dan perilaku sang Raja Padjadjaran itu. 

Sejarawan dan Budayawan Garut Warjita mengatakan proses pengejaran tersebut berawal dari Bogor dan berakhir di Hutan Sancang atau yang dikenal dengan sebutann Leuweung Sancang di Garut Selatan.

"Menurut cerita, ketika akan diislamkan oleh anaknya, Prabu Siliwangi berlari ke arah timur, dia sampai di Garut dan beristirahat bersanding bersama pengikutnya, muncul lah nama daerah yaitu Muara Sanding," katanya. 

Baca juga: Foto Pernikahan Ikbal Rendy Ikatan Cinta dengan Novia Giana, Seperti Pangeran dan Putri Kerajaan

Setelah beristirahat di kawasan Sanding, Prabu Siliwangi mengetahui bahwa anaknya akan segera sampai menyusulnya, tidak ingin tersusul oleh Kian Santang, Prabu Siliwangi melakukan perjalanan bawah tanah.

"Jadi supaya tidak ketahuan sama anaknya, ketika dari Sanding itu dia melakukan nerus bumi, dia masuk tanah bersama pengikutnya, lalu muncul di daerah Munjul, Munjul itulah berasal dari kata muncul," katanya.

Munjul adalah daerah yang berada di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut

Warjita menjelaskan setelah Prabu Siliwangi dan pengikutnya muncul dari kawasan Munjul mereka berjalan terus ke arah Padarek Bayongbong.

"Tiba-tiba para pengikutnya mengalami kantuk yang luar biasa sehingga menyebabkan mereka tertidur, mengetahui hal itu Prabu Siliwangi lalu mengucapkan "kenapa pada kerek" yang artinya pada mendengkur tidur," ucapnya.

Setelah ucapan itu, daerah tempat para pengikut Prabu Siliwangi tertidur hingga sekarang terkenal dengan nama Padarek yang berasal dari ucapan "pada kerek".

Baca juga: Kerajinan Kain Gedogan Indramayu Diambang Punah, Perajinnya Kini Hanya Tinggal Dua Orang

Warjita
Warjita (tribunjabar/sidqi al ghifari)

Prabu Siliwangi dan pengikutnya lalu melanjutkan perjalanan mendekati dataran tinggi Gunung Cikuray, posisinya yang berada di dataran tinggi membuatnya sadar akan terlihat oleh anaknya.

"Akhirnya Prabu Siliwangi memberi peringatan kepada pengikutnya, awas bisi katembong atau awas terlihat oleh anakku. Ucapan itu kini dikenal dengan Desa Panembong di Kecamatan Bayongbong," katanya.

Panembong berasal dari kata katembong yang diucapkan Prabu Siliwangi untuk memperingati pengikutnya agar berhati-hati jika sampai terlihat oleh anaknya kemudian perjalanan mereka sampai di kawasan Ciela.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved