Kakak Aprilia Manganang, Amasya Manganang Juga Idap Hipospadia tapi Kondisinya Lebih Parah

Andika menyampaikan, setelah menjalani pemeriksaan di RSPAD, Amasya Manganang juga mengalami hipospadia seperti yang dialami Aprilia.

Editor: Ravianto
Instagram/@amasyamanganang
Aprilia Manganang dan Amasya Manganang. Aprilia kini sudah kembali menjadi laki-laki setelah menderita hipospadia. Sang kakak, Amasya kini sedang dirawat. 

TRIBUNJABAR.ID - Setelah Serda Aprilia Manganang, sang kakak, Amasya Anggraini Manganang ternyata juga berjenis kelamin laki-laki.

Seruap sang adik, dia juga mengalami hipospadia.

Hal tersebut disampaikan KSAD Andika Perkasa dalam jumpa pers di Markas Besar (Mabes) TNI AD, Jakarta Pusat, Jumat (19/3/2021) siang.

Andika menyampaikan, setelah menjalani pemeriksaan di RSPAD, Amasya juga mengalami hipospadia seperti yang dialami Aprilia.

“Ternyata Amasya juga tidak seberuntung kita saat dilahirkan dengan kelainan yang disebut hipospadia," terang Andika sebagaimana diliput oleh Kompas TV.

Sebagaimana Aprilia yang kini telah resmi berganti nama menjadi Aprilio Perkasa Manganang, Amasya juga akan menjalani corrective surgery.

Andika menjelaskan Amasya mengalami kondisi hipospadia serius sehingga membutuhkan dua kali corrective surgery.

Baca juga: Jadwal Persib Bandung di Piala Menpora 2021, Hari Ini yang Main Arema vs Persikabo

Baca juga: Kecelakaan Maut di Palutungan, Kernet Truk Tewas Tertusuk Tanduk Sapi yang Diangkutnya

Lantas, sebenarnya apa itu hipospadia, dan apa saja faktor risikonya?

Aprilia Manganang kini resmi bernama Aprilio Perkasa Manganang.
Aprilia Manganang kini resmi bernama Aprilio Perkasa Manganang. (Warta Kota)

Dokter spesialis urologi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Irfan Wahyudi saat dihubungi menjelaskan hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir di mana terjadi gangguan perkembangan saluran kemih bagian luar (uretra) yang tidak terbentuk hingga ke ujung glans penis (kepala penis).

Ditanyakan mengenai kemungkinan faktor genetik bisa menjadi penyebab keduanya mengalami hipospadia, Irfan tidak dapat memberikan penjelasan lebih terperinci. 

Hal itu karena pihaknya tidak menangani keduanya sehingga tidak bisa memberikan komentar lebih spesifik.

Namun dia menjelaskan, secara umum hipospadia dialami sekitar 10 persen mereka yang memiliki riwayat keluarga.

“Hipospadia memang ada sekitar 10 persen yang punya riwayat familial, seperti ayah atau saudara kandung yang juga mengalami kondisi yang sama,” ucapnya.

Selain itu, juga terdapat sejumlah faktor risiko lain yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami hipospadia yakni seperti paparan hormon, pestisida, dan juga polusi.

Ia menjelaskan proses perkembangan organ genital melibatkan banyak faktor mulai dari kromosom seks (XY), organ gonad penghasil hormon, hormon dan reseptor hormon.

Baca juga: WNI di Jepang yang Terdampak Gempa Bumi Diminta Segera Melapor kepada KBRI Tokyo

Baca juga: Cetak Dua Gol untuk Persib di Laga Uji Coba, Kepercayaan Diri Pemain Naturalisasi Ini Meningkat

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved