Pengrajin Tahu Tempe Kena "Prank", Janji Turun, Harga Kedelai Masih Mahal, Ada yang Stop Produksi
Pengrajin tahu tempe kena "prank" karena sempat dijanjikan harga kedelai dipatok Rp 8.500 tapi kenyataanya harga kedelai masih mahal yakni Rp 9.800/kg
Penulis: Tiah SM | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG- Para perajin tahu Cibuntu hanya bisa pasrah karena harga kacang kedelai bertahan di harga Rp 9.800 selama lima bulan terakhir.
Christian Julianto Budiman, anggota DPRD Kota Bandung dari Partai Solidaritas meninjau langsung ke sentra tahu Cibuntu, Senin (15/3).
Christian merasa prihatin karena para perajin tahu mengalami kesulitan dengan kenaikan harga kedelai dari Rp 6.500 menjadi Rp 9.800.
Baca juga: Pandemi, Hadapi Ketidakpastian, Peminat Asuransi Meningkat, Manulife Tawarkan Perlindungan Premium
“Dampak kedelai naik perajin tahu menurunkan omzet sampai 60.persen," ujarnya.
Christian meminta Pemkot Bandung bisa berkoordinasi dengan pemerintah pusat, mencari solusi agar dapat menekan harga kedelai.
“Sentra tahu Cibuntu di Kota Bandung merupakan salah satu sentra industri kebanggan Kota Bandung," ujarnya.
Baca juga: VIDEO Bisnis Cupang Avatar Hingga Nemo, Raup Jutaan Rupiah, Pembeli Ada Dari Singapura dan Malaysia
Pemkot harus memerhatikan para perajin tahu yang saat ini sangat kesulitan akibat tingginya harga kedelai.
Christian mengatakan, para perajin tahu sempat senang saat mendengar pemerintah akan mematok harga kedelai di Rp 8.500 pada bulan Januari lalu.
"Tapi sampai hari ini harga kedelai masih belum juga turun dari kisaran Rp 9.800. Ini seperti perajin tahu kena prank.," ujar Christian.
Menurut Christian, kenaikan harga bahan baku juga tidak lantas dapat diikuti dengan kenaikan harga jual.
Baca juga: Bisnis Diserahkan Ke Kaesang Pangarep Usai Jabat Wali Kota Solo, Ini Kekayaan Gibran Rakabuming
Mengingat daya beli masyarakat di situasi pandemi, para perajin sulit menaikan harga jual.
"Perajin tahu, mengakali dengan mengecilkan ukuran tahu, tapi harga tetap, ujar Christian yang duduk di Komisi B.
Christian juga berharap pemerintah lebih serius dalam pembinaan produksi lokal, agar kedelai lokal dapat bersaing dengan kedelai impor.
Christian mengatakan perajin tahu di Kelurahan Babakan ada 200 lebih perajin tahu dan perajin besar produksinya bisa 1 ton kedelai / hari. Sedangkan perajin kecil sekitar 300 kg / hari.
Christian merasa kawatir jika pemerintah tidak membantu mencari solusi tidak menutup kemungkinan banyak perajin gulung tikar.
"Saat ini sudah ada 5 sampai 10 persen yang menghentikan produksinya karena mahalnya bahan baku kacang kedelai, ' ujar Christian.