Kisah Pak Eko Terulang di Pemalang, Akses ke 4 Rumah Dihalangi Tembok, Warga Terpaksa Lewat Got

Kisah yang dialami Pak Eko terulang di Pemalang. Akses ke rumah warga tiba-tiba ditembok dan dibangun bangunan permanen. Ini kata pemilik tanah.

Editor: taufik ismail
Kompas.com/Ari Himawan
Tembok yang dibangun menutup akses sejumlah rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah. 

"(Rumah) milik ayah saya Suharto, terus ada Pak Kismanto, Agus dan Amsori tertutup akses jalannya," tuturnya.

Imbas penutupan itu warga kesulitan keluar masuk.

Mereka harus memutar dan melewati saluran air atau got. Ia pun tidak mengetahui mengapa akses jalan ditutup tiba-tiba.

Versi keluarga pemilik tanah

Anak dari pemilik tanah Sukendro yang bernama Andrianto Susatyo (37) menjelaskan tanah itu merupakan tanah waris milik adik bungsu.

Sehingga mereka kukuh tak akan menjual tanah tersebut.

"Awalnya memang kami jual tetapi setelah beberapa hari ada rumor yang tidak enak. Ahirnya uang DP saya kembalikan baik-baik," kata Andri.

Ia membantah pembangunan tembok itu berkaitan dengan ajang Pilkades pada Desember lalu

"Bukan karena Pilkades kalah ya, memang tanah itu buat adik bontot (bungsu) saya," kata dia.

Belum ada titik temu

Polsek Petarukan, Pemalang pun turun tangan menangani konflik pembangunan tembok itu.

Mereka mempertemukan dua belah pihak yakni keluarga Sukendro selaku pemilik tanah dan Tri Budi selaku warga yang rumahnya terisolasi.

Kapolsek Petarukan AKP Heru Irawan mengemukakan, masing-masing pihak kukuh dengan pendapatnya.

Keluarga Sukendro ngotot mendirikan bangunan tembok karena merupakan hak mereka.

Sedangkan Tri Budi meminta supaya tanah bisa dijual demi keadilan.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved