Gempa Bumi
Memahami Apa Itu Zona Megathrust, Sumber Gempa di Selatan Jawa yang Punya Magnitudo Tertarget 8,7
Indonesia memang memiliki zona megathrust di sejumlah wilayah. Bahkan melingkar dari Sumetera ke Jawa bagian selatan lalu Papua.
TRIBUNJABAR.ID - Istilah gempa megathrust kembali mencuat sejak Kamis (4/3/2021) kemarin.
Ini setelah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyebutkannya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Rakornas BP) secara virtual, Kamis (4/3/2021).
Ia bahkan mengatakan Indonesia harus mewaspadai potensi bencana karena gempa megathrust.
Baca juga: Peringatan Tsunami Akibat Gempa Bumi di Lautan Pasifik Telah Dicabut, Warga Tetap Diminta Waspada
Baca juga: Gempa Terkini, Baru Saja Mengguncang Pidie Jaya, Berpusat di Darat, Ini Daerah yang Rasakan Lindu
"Kita ini takut megathrust. Megathrust yang bisa terjadi di pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa. Di mana, kapan, dan bagaimana itu yang kita tidak tahu," kata Luhut.
Kemungkinan Luhut mengatakan ini karena beberapa waktu terakhir pantai Barat Sumatera dari Lampung hingga Bengkulu diguncang gempa bumi.
Jadi, apa itu gempa megathrust?
Apakah masyarakat sudah benar dalam memaknai arti gempa megathrust?
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Dr Daryono mengatakan, masih banyak yang belum tepat dalam memahaminya.
Menurutnya, pemahaman gempa megathrust dipahami sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat, adalah pemahaman yang kurang tepat.
"Zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stres) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa," ujar Daryono kepada Tribunjabar.id, Sabtu (26/9/2020).
"Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting)," katanya.
Ia menjelaskan, jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng.
"Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai (patahan naik yang besar) yang kini populer disebut sebagai zona megathrust," ujarnya.

Bukan Hal Baru
Menurutnya, zona megathrust bukanlah hal baru. Di Indonesia, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.