9 Potensi Gempa yang Harus Diwaspadai pada 2021, Satu di Antaranya di Bandung Akibat Sesar Lembang
Ada sembilan potensi gempa bumi yang harus diwaspadai selama 2021. Satu di antaranya adalah di Bandung yang memiliki Sesar Lembang.
Litosfer sebenarnya terbuat dari potongan seperti puzzle raksasa yang disebut lempeng tektonik.
Baca juga: Jurnalis di Cianjur Meringis dan Minta Dipegangi saat Lihat Jarum Suntik, Vaksinasi Berjalan Lancar
Baca juga: Perjalanan Virus Corona Varian Baru Bisa Sampai Karawang, Ridwan Kamil Gak Mau Kecolongan
Pelat tektonik terus bergeser saat melayang di lapisan mantel yang kental atau mengalir perlahan di bawah.
Gerakan tanpa henti ini menyebabkan tekanan pada kerak bumi.
Tekanan terlalu besar menyebabkan retakan yang disebut patahan.
Ketika lempeng tektonik bergerak juga menyebabkan gerakan pada patahan.
Gempa bumi adalah gerakan tiba-tiba kerak bumi di garis patahan.
Energi yang memancar keluar dari patahan ke segala arah dalam bentuk gelombang seismik seperti riak di kolam.

Gelombang seismik mengguncang bumi ketika lempeng tektonik bergerak.
Ketika gelombang mencapai permukaan bumi, berakibat pada tanah dan apa pun di atasnya berguncang.
Guncangan gempa paling hebat sering terasa di dekat pusat gempa.
Namun, getaran gempa bumi dapat terasa dan terdeteksi ratusan bahkan ribuan mil jauhnya dari pusat gempa.
Jenis- jenis gempa
Menurut proses terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi:
Gempa tektonik
Gempa tektonik adalah gempa yang terjadi akibat pergeseran kerak bumi.
Disebut juga gempa dislokasi karena peristiwa tektonik mengakibatkan dislokasi pada suatu permukaan bumi.
Gempa tektonik merupakan gempa yang paling dahsyat dan sering terjadi.
Sekitar 93% dari semua gempa yang terjadi di bumi adalah gempa tektonik.
Terjadinya gempa tektonik bila kulit bumi yang terdiri atas lapisan batuan mengalami pergeseran akibat energi potensial dari dalam bumi.
Saat lapisan kulit bumi tersebut bergeser akan terjadi getaran yang disebut gempa tektonik.
Gempa vulkanik
Gempa vulkanik atau vulkanis adalah gempa bumi yang disebabkan akibat peristiwa vulkanis atau meletusnya gunung berapi.
Saat meletus, gunung akan mengeluarkan material dari dalam berupa batuan, gas, cair maupun padat yang menimbulkan getaran di sekitar gunung berapi.
Umumnya daerah yang terdampak gempa vulkanis tidak begitu besar, hanya sekitar gunung saja. Dari semua gempa di bumi, hanya 7 persen yang terjadi akibat gempa vulkanik.
Gempa batuan Gempa batuan adalah getaran bumi yang terjadi akibat aktivitas manusia di permukaan bumi, seperti pertambangan.
Disebut juga gempa bumi runtuhan sebab gempa ini terjadi karena runtuh atau retaknya tanah. Gempa bumi ini tidak sering terjadi serta bersifat lokal.
Gempa bumi buatan Gempa bumi buatan merupakan gempa bumi akibat aktivitas manusia, contohnya peledakan dinamit, nuklir atau yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi tumbukan disebabkan tabrakan atau tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi.
Jenis gempa bumi ini tidak sering terjadi.
Cara mengukur gempa
Energi dari gempa bumi bergerak melalui bumi dalam getaran yang disebut gelombang seismik.
Seismograf adalah alat atau sensor getaran yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah.
Para ilmuwan dapat mengukur gelombang seismik ini melalui instrumen atau alat yang disebut seismometer atau seismograf itu.
Seismometer mendeteksi gelombang seismik di bawah instrumen dan mencatatnya sebagai rangkaian zig-zag.
Rekaman gempa bumi yang dibuat disebut seismogram.(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa: Penyebab, Jenis dan Cara Mengukurnya", k akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L