Permudah Akses, Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Segera dibangun? Dukung Pembangunan Jalur Tengah
Bupati Bandung Dadang Supriatna memperjuangkan pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan untuk melanjutkan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Siti Fatimah
"Untuk membangunnya, jadi jalan eksisting yang sudah ada itu ada sebagian kecil jalan provinsi, sebagian jalan kabupaten kota, dan banyaknya adalah jalan desa. Sehingga ada ketentuan untuk jalan provinsi dari sisi lebar jalan, daerah milik jalan, itu ada ketentuan. Maka harus diperlebar jalan desa ini," katanya.
Mengenai detail luas lahan yang dibebaskan dan rute terbaiknya, katanya, masih dibahas.
Pihaknya masih menerima masukan dari pemerintah kabupaten dan kota, serta desa yang akan dilalui jalur tersebut.
"Baru tahap-tahap awal kita rapatnya. Untuk detailnya teman-teman kabupaten dan kota kita ajak bersama-sama dengan lebih rinci membahas, fasilitas umum tang terkena, pembebasan lahan atau rumah yang terkena," ujarnya.
Ferry mengatakan berdasarkan perkiraan kasar, pembangunan jalan ini memakan anggaran lebih dari Rp 3 triliun, belum termasuk pembebasan lahan.
Pihaknya pun meminta pemerintah kabupaten dan kota yang terkait untuk sama-sama mempersiapkan diri kalau APBN 2022 bisa mendanai proyek tersebut.
"Mungkin paling tidak harapan kami sesuai dengan masa kerja Pak Gubernur, harapnya 2023 sudah ada pekerjaan dulu, bukan hanya penyiapan diri atau pengukuran saja, tapi dengan 321 kilometer seperti itu kami akan merencanakan lebih detail lagi untuk fisiknya berapa persen, ini yang sedang dibahas bersama," katanya.
Tidak usah tidak usah menunggu selesai semuanya dikerjakan, katanya, yang penting pembangunan ini dilakukan bertahap.
Baca juga: Tiga Rumah Tertimpa Longsor dan Pohon Besar di Jalur Perbatasan Cianjur-Bogor
Hal ini sama seperti pembangunan Jalur Pantai Selatan Jabar yang menghubungkan Sukabumi-Pangandaran, yang juga dibangun bertahap.
"Kalau sudah diakses oleh pemerintah pusat melalui Bappenas dan Kemenkomarves, ada kepastian bagi Provinsi Jabar bahwa APBN akan turun, ini yang paling penting. Poin pentingnya adalah konsen dan perhatian pemerintah pusat, kabupaten kota, dan provinsi di Jalur Tengah Selatan ini," katanya.
Ferry memperkirakan jalur ini akan dimulai dari Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi, kemudian menuju pertengahan Surade, menuju pertengahan Cidaun-Cianjur, kemudian melewati Ciwidey dan Pangalengan, dilanjutkan ke Cikajang dan selatan Tasikmalaya, kemudian ke Ciamis, berdekatan dengan Kota Banjar.
"Jadi kecamatan yang dilaluinya memang bukan kecamatan yang selama ini kita ketahui ada jalurnya. Misalnya itu dari daerah Sukabumi atau daerah Cianjur, itu antara Cianjur dengan Cidaun, kemudian baru nyambung ke arah Ciwidey dan masuk ke wilayah Pangalengan, tapi bukan jalur yang ada sekarang, mungkin ada wilayah perkebunan dan sebagainya, dari Pangalengan nanti ke wilayah sekitar Cikajang, dari situ baru ke arah Tasikmalaya, masuk ke wilayah Kabupaten Pangandaran dan Ciamis, bukan jalur yang sudah ada," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan program strategis Rebana Metropolitan, Bandung Raya, sampai Jalur Tengah Selatan Jabar, di hadapan Menteri PPN/Bappenas RI.
Menurut Ridwan Kamil, Jabar selatan sudah mendapat atensi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan oleh karena perlu ada intervensi infrastruktur dari pemerintah pusat agar tidak melulu menjadi kawasan terbelakang.
Program yang sedang dikebut Pemprov Jabar untuk mengatasi semua masalah di Jabar selatan adalah pengembangan wilayah tengah Jabar.
“Oleh karena itu kami mohon pengembangan Jalur Tengah, pembangunan pelabuhan pariwisata dan food estate, mohon itu dijadikan prioritas,” katanya.