Kisah Hidup

Tak Lagi Jadi Wali Kota, Ini Alasan Rudy Memilih Jadi Tukang Las: ''Hidup Harus Bermanfaat''

Saat ditemui di bengkel las miliknya di Kecamatan Pucang Sawit, Rudy, sapaan akrabnya, terlihat sibuk dengan aktivitas barunya itu.

Editor: Hermawan Aksan
Tribunnews.com
FX Hadi Rudyatmo ketika masih menjadi wali kota (kiri) dan kegiatannya sekarang menjadi tukang las. 

TRIBUNJABAR.ID - Setelah tidak lagi menjabat sebagai wali kota Solo, FX Hadi Rudyatmo kembali memilih menjadi tukang las.

Saat ditemui di bengkel las miliknya di Kecamatan Pucang Sawit, Rudy, sapaan akrabnya, terlihat sibuk dengan aktivitas barunya itu.

Rudy mengatakan, pekerjaan sebagai tukang las sebenarnya sudah ditekuninya sejak lama.

Baca juga: Jabatan Wali Kota Solo Digantikan Anak Jokowi, FX Hadi Rudyatmo Kembali Jadi Tukang Las di Bengkel

Baca juga: Jawa Barat Punya Banyak Sesar Aktif, Warga Diminta Waspadai Potensi Gempa Bumi dan Tsunami

Namun, rutinitasnya itu akhirnya lama ditinggalkan saat sibuk melayani masyarakat ketika menjadi pemimpin di Kota Solo.

Oleh karena itu, setelah purnatugas menjadi wali kota, ia ingin menekuni kembali pekerjaan itu agar bisa bermanfaat bagi orang lain.

"Saya selalu menyampaikan bahwa urip kuwi urup. Artinya, hidup itu harus bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain," ujarnya, Jumat (19/2/2021).

"Sehingga, kalau ada yang menyampaikan itu pencitraan, lha saya butuh apa? Saya tidak butuh apa-apa. Saya butuhnya ilmu yang saya miliki bisa bermanfaat lagi," katanya.

Menurut Rudy, menjadi wali kota dan tukang las dianggap memiliki kesamaan dalam hal melayani masyarakat.

FX Hadi Rudyatmo kembali menjadi tukang las
FX Hadi Rudyatmo kembali menjadi tukang las (Kompas.com)

Dengan demikian, ia tidak merasa malu atau canggung dengan profesi barunya itu.

"Menjadi wali kota melayani masyarakat. Saya jadi tukang las juga melayani masyarakat. Artinya, jangan sampai wali kota itu merasa berkuasa. Namun, lebih kepada pelayan masyarakat," ungkapnya.

Meski perkembangan dunia digital saat ini begitu pesat, ia meyakini jasa tukang las tetap akan dibutuhkan selamanya.

Oleh karena itu, ke depan ia juga akan membuka pelatihan las di bengkelnya kepada siswa lulusan sekolah teknik menengah (STM) sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat.

"Biarpun era digital, pekerjaan manual masih tetap dibutuhkan. Jangan dipandang sebelah mata tukang las itu. Tanpa ada tukang las, konstruksi tidak akan bisa jalan," tutur Ketua DPC PDI-P Solo tersebut.

Layani Masyarakat di Bengkel

Bengkel las Rudy berlokasi tidak jauh dari kediamannya, tepatnya di RT 003 RW 010, Kecamatan Pucangsawit, Solo, Jawa Tengah

Rudy pun tidak canggung dengan pekerjaan sebagai tukang las meski sudah 25 tahun dia tinggalkan karena harus melayani masyarakat.

Baca juga: Di Kuningan, Ada Desa Mendadak Miliarder, Satu Desa Borong Motor hingga Nyawer Tiap Habis Beli Motor

Baca juga: Pandemi Covid-19, Penjualan Senapan Angin di Cipacing Sumedang Tak Melesat Lagi

Menurut dia, pekerjaan sebagai tukang las dengan menjadi wali kota sama-sama melayani masyarakat.

"Menjadi wali kota melayani masyarakat. Saya jadi tukang las juga melayani masyarakat. Artinya, jangan sampai wali kota itu merasa berkuasa. Namun, lebih kepada pelayan masyarakat," kata Rudy.

Suami Elisabeth Endang Prasetyaningsih ini ingin menyalurkan keahlian yang dia tekuni sejak 1987 dengan membuka pelatihan las kepada siswa lulusan sekolah teknik menengah (STM).

"Setelah selesai melayani masyarakat di rumah besar Pemkot Solo, saya akan melayani masyarakat di bengkel ini. Rumahnya jadi bengkel," kata Rudy.

Rudy menyatakan, ia tidak risau meski sudah tidak lagi menjabat wali kota dan kembali lagi ke masyarakat.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo
FX Hadi Rudyatmo ketika masih menjadi wali kota (kompas.com)

Sebab, ia sudah terbiasa melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain.

"Kembali ke masyarakat itu hal biasa bagi saya karena selama ini saya melayani masyarakat tanpa ada jarak."

"Bahkan, saya selalu sampaikan duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Jadi tidak ada jarak antara masyarakat paling bawah dengan saya, tidak ada," ucap dia.

Upacara Terakhir

Hadi Rudyatmo mendapat kesempatan menjadi pembina upacara peringatan HUT ke-276 Kota Solo, Rabu (17/2/2021) pagi.

Kesempatan tersebut terasa spesial lantaran bertepatan dengan akhir masa jabatan sebagai Wali Kota Solo yang jatuh 17 Februari 2021.

Rudy tampak mengenakan beskap warna hitam yang dipadukan blangkon hitam dan jarik cokelat.

Tak lupa, tandem Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker.

Bagi Rudy, itu bukan menjadi momen perpisahan terhadap dirinya yang sudah purna tugas sebagai Wali Kota Solo.

"Tidak ada perpisahan," ucap dia di hadapan para ASN.

"Tanggal 17 Februari memang setiap tahun diperingati. Ini bukan untuk alasan perpisahan," tegasnya.

Upacara peringatan HUT ke-276 Kota Solo itu dihadiri para perangkat Pemkot Solo.

Tarian Apratihata Mahambara ditampilkan dalam upacara tersebut sebagai pembuka rangkaian acara.

Rudy menuturkan, ia tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat ketika tak lagi menjabat.

"Yang ada saya dan Pak Purnomo tetap memberikan pelayanan di luar rumah besar yang namanya Pemerintah Kota," tutur dia.

"Saya dan Pak Pur tidak ke mana-mana, tetap di Kota Solo," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rudy Memilih Jadi Tukang Las setelah Tak Menjabat Sebagai Wali Kota Solo, Ini Alasannya", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/02/20/05000061/rudy-memilih-jadi-tukang-las-setelah-tak-menjabat-sebagai-wali-kota-solo-ini.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved