Wawancara Ekslusif Ahli Gempa ITB, Sesar Lembang Itu Nyata dan Berbahaya, Bisa Picu Gempa Besar
SEJUMLAH gempa di wilayah Jawa Barat kerap dikaitkan dengan keberadaan sesar Lembang. Sesar Lembang membentang
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Seberapa aktif sebenarnya sesar Lembang?
Selain gempa magnitudo 3,3 tahun 2011 lalu, yang merusak 384 rumah warga, aktivitas kegempaan di sesar Lembang beberapa kali terjadi meskipun magnitudenya kecil. Gempa-gempa serupa sebenarnya juga terus terjadi hingga saat ini.
Dalam penelitiannya,Pak Mudrik bahkan berhasil menunjukan adanya potensi pengulangan periodik dari aktivasi sesar Lembang ini dengan range 200-600 tahun.
Adanya hasil penelitian ditambah kemampuan jaringan yang lebih baik dimiliki BMKG saat ini, kita dapat menjawab keraguan masyarakat terkait aktivasi sesar Lembang dengan sangat jelas. Jadi kalau pertanyaan apakah riset di sesar Lembang itu sudah baik, saya pastikan sudah jauh lebih baik, dan progres perkembangannya bergerak sangat cepat dalam lima tahun terakhir.
Beberapa artikel menyebutkan bahwa zona megathrust sesar Lembang akan menyebabkan terjadinya sebuah gempa dengan magnitude 6,8 bahkan 8,7. Bagaimana gambaran kondisinya?
Beberapa hasil riset yang telah ada, termasuk yang kami lakukan selama ini bahwa potensi maksimum dari magnitude kekuatan gempa yang mungkin terjadi dari sesar Lembang ini ada di rentang angka magnitude 6,5 hingga 7,2.
Dalam rumus gempa, semakin besar magnitude yang akan dihasilkan, maka kejadiannya semakin jarang, begitu pula sebaliknya.
Kita akan mengatakan bahwa gempa kekuatan magnitude lebih kecil akan sering terjadi di sesar Lembang. Tapi untuk kesiapsiagaan, tentunya kita tidak berbicara gempa yang kecil, tapi skenario terburuk yang akan terjadi, sehingga kita akan semakin waspada.
Kami sangat berharap semua pihak dapat memahami dan bekerjasama dalam mengantisipasi terjadinya potensi gempa dari sesar Lembang.
Maka dalam konteks alur pengurangan risiko potensi bencana, bahwa kami (peneliti) bekerja di bagian hulu atau potensi bencana, maka semaksimal mungkin kami harus memperkuat data hasil riset untuk mendetilkan dan mengestimasi potensi risiko yang akan terjadi.
Kemudian riset ini selanjutnya disampaikan kepada pemerintah dan stakeholder terkait lainnya, termasuk para organisasi relawan kebencanaan untuk dapat membuat kebijakan dan langkah strategis dari upaya menyadarkan dan mendefinisikan konsep risiko dari sebuah bencana kepada masyarakat.
Masyarakat harus dilibatkan sebagai subjek dan bukan sebagai objek dari upaya mitigasi. Inilah poin pentingnya dari bagaimana membangun sebuah strategi mitigasi bencana secara baik yang khas dengan Jawa Barat, khasnya Kota Bandung, dan khasnya sesar Lembang.

Dengan ketidakpastian kapan sebuah gempa akan terjadi, bagaimana upaya mitigasi kebencanaan dapat dilakukan?
Inilah yang menjadi persoalan, sehingga tidak mudah bagi kami (peneliti) untuk dapat meyakinkan para pengambil kebijakan di level daerah, termasuk masyarakat agar mereka dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi potensi gempa yang sangat besar, yang sewaktu-waktu akan terjadi.
Apa upaya yang seharusnya dapat dilakukan pemerintah agar mitigasi dapat lebih maksimal?