Sosok Sukanto Tanoto, Konglomerat Asal Indonesia yang Membeli Gedung di Jerman Rp 6 Triliun
Siapa sebenarnya Sukanto Tanoto yang disebut memiliki harta gelap di Jerman?
TRIBUNJABAR.ID - Siapa sebenarnya Sukanto Tanoto yang disebut memiliki harta gelap di Jerman?
Bukan cuma Sukanto, anaknya, Andre Tanoto, juga disebut-sebut sama, memiliki harta gelap.
Andre Tanoto disebut membeli satu dari tiga gedung mewah rancangan arsitek kondang Frank O. Gehry di kota pusat perekonomian Düsseldorf, ibu kota negara bagian Nordrhein Westafalen.
Tapi gedung seharga 50 juta euro itu belum seberapa dibanding bekas istana Raja Ludwig di München, yang dibeli Tanoto Sukanto, tidak lama sesudahnya, di Kota München.
Gedung empat lantai itu, yang sekarang menjadi kantor pusat perusahaan asuransi Allianz di kawasan prestisius Ludwigstrasse, menurut dokumen OpenLux dibeli seharga 350 juta euro atau sekitar Rp 6 triliun.
Lalu Siapakah Sosok Sukanto Tanoto?
Dikutip Tribunnews.com dari laman resmi tanotofoundation.org, Kamis (19/9/2019), Sukanto Tanoto adalah pendiri dan ketua RGE, grup perusahaan manufaktur berbasis sumber daya global dengan kantor perusahaan di Singapura, Hong Kong, Jakarta, Beijing, dan Nanjing.
Tanoto memulai bisnis pertamanya lebih dari 50 tahun yang lalu, memasok suku cadang ke industri minyak dan konstruksi.
Ia kemudian memasuki bisnis kayu lapis pada 1967.
Tanoto terus memperbesar bisnisnya dengan merambah industri berbasis sumber daya lainnya seperti kelapa sawit, kehutanan, bubur kertas dan kertas, dan pembangkit listrik.
Hari ini, RGE adalah grup global dengan aset melebihi US $ 20 miliar dengan tenaga kerja 60 ribu orang dan operasi manufaktur di Cina, Indonesia, dan Brasil serta kantor penjualan di seluruh dunia.
Bisnis ini meliputi empat bidang operasional utama: pulp dan kertas (APRIL-Asia Pacific Resources International Holding Ltd dan Asia Symbol), minyak kelapa sawit (Asian Agri dan Apikal), rayon dan pulp khusus (Sateri International dan APR), dan energi (Pacific Oil & Gas).
Pada 1981, Tanoto dan keluarganya mendirikan lemabaga amal, Tanoto Foundation, untuk membantu mengurangi kemiskinan dan memajukan prestasi manusia.
Tanoto adalah anggota Dewan Internasional INSEAD, Dewan Pengawas Wharton, Dewan Eksekutif Wharton untuk Asia, dan berbagai badan pendidikan, komunitas, dan industri lainnya.
Dia adalah penerima penghargaan Medali Wharton School, yang mengakui individu atas kontribusinya pada perluasan ekonomi global dan bagi peningkatan kehidupan di seluruh dunia.
Beli Properti di Jerman Lewat Cayman Island

Berhembusnya kabar mengenai Tanoto ini bermula dari kolaborasi jurnalis internasional dalam proyek OpenLux, yang menyisir data-data yang ada di perbankan Luxembourg, yang dicurigai menjadi bagian dari operasi pengemplangan pajak para miliarder dunia.
Hal serupa pernah dilakukan kolaborasi jurnalis yang mengungkap skandal Panama Papers.
Dari dokumen-dokumen Open Lux, terungkaplah kepemilikan gelap gedung-gedung Sukanto Tanoto dan anaknya Andre di Jerman.
Anggota Parlemen Uni Eropa dari fraksi Partai Hijau, Sven Giegold mengungkapkan, keluarga Sukanto Tanoto secara diam-diam melakukan pembelian terselubung itu lewat beberapa perusahaan cangkang di Cayman Islands, Singapura, dan Luxembourg.
Dia menegaskan, pembelian terselubung biasanya dilakukan untuk pengemplangan pajak atau pencucian uang dan sangat merugikan Jerman, Luxembourg, dan Indonesia.
Otoritas di Jerman tidak mengetahui, konglomerat sawit asal Indonesia itu yang membeli properti-properti tersebut.
Organisasi lingkungan Greenpeace menyebut Sukanto Tanoto sebagai "perusak hutan terbesar dunia" dan menuduh praktek bisnis minyak sawitnya terlibat berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan berbagai praktik penghindaran pajak.
Sven Giegold mengatakan, praktek pengemplangan pajak merugikan tidak hanya Jerman dan Uni Eropa, melainkan juga Indonesia. Di Jerman, kerugiannya mencapai lebih 20 miliar euro. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnewsnewswiki.com dengan judul Mampu Beli Gedung Bekas Istana Raja di Jerman, Siapa Sosok Sukanto Tanoto? Raja Sawit Asal Indonesia