Bencana Banjir di Jawa Barat, Ridwan Kamil Sebut Ada 12 Pekerjaan Sedang Dilakukan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan fenomena La Nina memicu cuaca ekstrem berupa tingginya curah hujan
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan fenomena La Nina memicu cuaca ekstrem berupa tingginya curah hujan di Jawa Barat sejak beberapa waktu lalu. Akhirnya peningkatan curah hujan ini memicu banjir di kawasan utara Jawa Barat.
“La Nina itu mempergaruhi perubahan iklim di Indonesia, sehingga ada curah hujan yang sangat besar dan ekstrem sampai pertengahan Februari, bahkan mungkin sampai akhir Februari. Ini yang mendampaki selama seminggu ini terjadi volume air hujan yang luar biasa di Jawa Tengah, utara Jawa Barat, dan DKI Jakarta," kata Gubernur di Gedung Sate, Rabu (10/2/2021).
Sedangkan di Bandung Raya, katanya, curah hujan ini masih terbilang normal dan diperkirakan baru akan mengalami peningkatan kembali pada Maret atau April 2021.
Gubernur mengatakan berbagai tindakan dan antisipasi untuk menangani bencana alam sudah dilakukan, seperti evakuasi, menyiapkan tempat pengungsian, pembuatan dapur umum, dan upaya jangka panjang berupa pembangunan dan perbaikan.
• Wanita Muda Tewas Disiram Air Keras Oleh Pria Beristri yang Jadi Pacar Gelapnya Hanya Gara-gara Ini
Beberapa proyek infrastruktur pun telah sebagian berjalan sebagai upaya antisipasi. Salah satunya, Bendungan Sadawarna di Subang sudah berjalan 50 persen. Kemudian Bendungan Cipunegara dan Bendungan Cibeet ini masih dalam proses.
“Ada sekitar 12 pekerjaan yang berhubungan dengan banjir sedang berproses. Salah satu yang sudah selesai, walaupun bukan di Pantura, adalah penyodetan Sungai Cisangkuy, anak sungai yang ke Citarum. Ini mungkin dalam waktu dua minggu akan kita resmikan bersama Pak Menteri,” katanya.
Berbagai upaya penanganan banjir dalam hal infrastruktur pun, katanya, sedang berlanjut, di antaranya dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) pada Kementerian PUPR.
“Upaya-upayanya sudah. Hanya ada yang sedang berproses ada yang belum. Saya kira itu secara umum. Saya minta kita Siaga I kepada kabupaten dan kota yang sedang mendapat musibah,” katanya.
Musim hujan dengan kondisi ekstrem, katanya, selalu berujung pada tingginya potensi banjir dan longsor. Selain itu, ada potensi pergerakan tanah seperti yang terjadi di Tol Cipali.
• Baru Saja Gempa di Atas 5,0 Melanda Sulawesi Lalu Sumatera, Selang Beberapa Menit, Ini Unggahan BMKG
“Longsor itu bisa bukit luruh ke bawah seperti longsor di Sumedang, atau karena air pergerakan tanah yang menimpa di ruas Tol Cipali. Saya kira tinggal diperbaiki saja,” katanya.
“Cipularang juga, inget enggak ya, tahun-tahun terdahulu kan ada pergerakan sampai terjadi perubahan. Mudah-mudahan bisa secepatnya bisa pulih sehingga tidak mengganggu arah yang ditutup, sehingga harus contraflow,” katanya.