Kisah Sukses Pemilik Koyu Hijab, Bermula dari Ruangan 3x3 Meter, Kini Punya Pabrik Sendiri
Saat ini berbagai produk kebutuhan perempuan terutama hijab marak ditemukan di toko online.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Ichsan
"Kita pulang kantor jam 18.00 WIB dan mulai bekerja untuk Koyu itu jam 1 malem karena aku jait kerudung sendiri, " ujarnya.
Ia beres mengepak produksi barang hingga pukul 3 subuh dan jam 4 subuh bersiap berangkat.
"Selama 2 tahun aku tidur pukul 20.00 atau 21.00 WIB dan bangun tengah malam untuk persiapin semuanya, " ujarnya.
Di awal tahun pertama, Iren menjalani usahanya sambil bekerja di bidang farmasi.
Saat masih bekerja, Iren pun membagi waktunya untuk membalas pesan dari pelanggan yang membeli hijabnya.
"Di awal tahun mencoba bisnis masih berpikir usaha ini sebagai sampingan dan setelah setahun berjalan mulai fokus ke Koyu dan akhirnya memutuskan keluar kantor, " ucapnya.
Melakukan produksi usahanya sendiri, Iren pun menjahit produknya sendiri.
Menariknya adalah suara mesin jahit yang bunyi setiap malam sempat menjadi pertanyaan tetangganya.
"Tetangga sempat nanya kenapa menjahit malam-malam. Sempat ngerasa nggak enak karena memang hanya punya waktu ngejait malem. Tapi akhirnya pindah karena udah punya banyak karyawan, " ujarnya.
Sebelum memiliki mesin yang memadai, Iren mengatakan dalam sehari, ia membuat 50 hijab saja.
• Kasus Tetangga Menggugat Rp 60 Juta Gara-gara Burung Mati di Kota Tasik Akhirnya Berakhir Damai
Namun permintaan pelanggan lama-lama meningkat bahkan bisa lebih dari 50.
"Kalau dulu bisa terjual 10 paket dalam sehari juga udah senang," kata Iren.
Sekarang, telah berjalan hampir 6 tahun lamanya, melalui usaha Koyu Hijab, Iren bisa menjual 40 ribu-50 ribu paket hijab dalam 1 bulan.