Kisah Sukses Pemilik Koyu Hijab, Bermula dari Ruangan 3x3 Meter, Kini Punya Pabrik Sendiri
Saat ini berbagai produk kebutuhan perempuan terutama hijab marak ditemukan di toko online.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Saat ini berbagai produk kebutuhan perempuan terutama hijab marak ditemukan di toko online.
Kebanyakan toko online menghadirkan hijab dengan tampilan menarik dan harganya yang lebih terjangkau.
Bagi Anda yang senang berselancar di market place untuk berbelanja, pasti tidaklah asing dengan nama Koyu Hijab.
Di balik ketenarannya, ternyata pemilik Koyu Hijab memiliki perjalanan yang begitu menginspirasi.
Dia adalah pasangan suami istri Irvan Sovian dan Reni Afriyanti yang telah membangun bisnis Koyu Hijab sejak 2014.
• Marsinah Didatangi 10 Preman, Ancam Main Kekerasan, Minta Rumah Dikosongkan
Reni mengatakan, mulanya ia membangun bisnis Koyu Hijab dari media sosial instagram.
"Saat itu aku lihat artis-artis pada pindah menggunakan hijab dan pada 2014 itu selebgram hijab rame banget. Jadi mulai coba produksi hijab sendiri dan mulai jualan di instagram," ujar Reni saat ditemui secara virtual, Kamis (4/2/2021).
Bermula dengan modal Rp 500 ribu, Reni awalnya mencoba produksi kerudung dengan jumlah meteran.
Sambil mengingat perjalanannya, Reni menceritakan ia dan sang suami berbelanja menggunakan motor.
"Awalnya beli kain meteran terus beli ukuran roll dan ternyata masih kurang, lalu lanjut ambil ukuran partai tapi masih nggak cukup, mau nggak mau pesan pabrik. Dari modal Rp 500 ribu nggak nyangka bisa sampai kaya sekarang," ujar Reni.
Di balik proses banyaknya pembeli yang membeli produk Koyu Hjab, perempuan yang lebih akrab disapa Iren ingin mengatakan ia dan suami hanya memanfaatkan ruang kamar berukuran 3x3 meter untuk proses produksinya.
Kamar tersebut awalnya digunakan untuk kamar anaknya yang masih bayi.
Namun akhirnya dimanfaatkan untuk tempat usaha Koyu Hijab karena pada saat itu Iren dan Irvan belum mampu menyewa tempat.
Bahkan mereka mengerjakan usahanya ini dengan setelah pulang bekerja.
• Di Satu Desa di Subang Ini Tak Ada Seorang Pun yang Positif Covid-19, Ternyata Ini Rahasianya
"Kita pulang kantor jam 18.00 WIB dan mulai bekerja untuk Koyu itu jam 1 malem karena aku jait kerudung sendiri, " ujarnya.
Ia beres mengepak produksi barang hingga pukul 3 subuh dan jam 4 subuh bersiap berangkat.
"Selama 2 tahun aku tidur pukul 20.00 atau 21.00 WIB dan bangun tengah malam untuk persiapin semuanya, " ujarnya.
Di awal tahun pertama, Iren menjalani usahanya sambil bekerja di bidang farmasi.
Saat masih bekerja, Iren pun membagi waktunya untuk membalas pesan dari pelanggan yang membeli hijabnya.
"Di awal tahun mencoba bisnis masih berpikir usaha ini sebagai sampingan dan setelah setahun berjalan mulai fokus ke Koyu dan akhirnya memutuskan keluar kantor, " ucapnya.
Melakukan produksi usahanya sendiri, Iren pun menjahit produknya sendiri.
Menariknya adalah suara mesin jahit yang bunyi setiap malam sempat menjadi pertanyaan tetangganya.
"Tetangga sempat nanya kenapa menjahit malam-malam. Sempat ngerasa nggak enak karena memang hanya punya waktu ngejait malem. Tapi akhirnya pindah karena udah punya banyak karyawan, " ujarnya.
Sebelum memiliki mesin yang memadai, Iren mengatakan dalam sehari, ia membuat 50 hijab saja.
• Kasus Tetangga Menggugat Rp 60 Juta Gara-gara Burung Mati di Kota Tasik Akhirnya Berakhir Damai
Namun permintaan pelanggan lama-lama meningkat bahkan bisa lebih dari 50.
"Kalau dulu bisa terjual 10 paket dalam sehari juga udah senang," kata Iren.
Sekarang, telah berjalan hampir 6 tahun lamanya, melalui usaha Koyu Hijab, Iren bisa menjual 40 ribu-50 ribu paket hijab dalam 1 bulan.