Bisnis Pikul Peti Jenazah Covid 19
Tukang Pikul Jenazah di Cikadut Minta Maaf Tak Mau Bantu Keluarga Korban Angkat Peti, Sampai Kapan?
Mereka membantu menurunkan peti berisi jenazah korban Covid-19 dari ambulans kemudian memikulnya hingga ke liang lahat.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Puluhan pemuda di sekitar TPU Cikadut menjadi tukang pikul peti berisi jasad yang akan dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Mereka membantu menurunkan peti berisi Jenazah Korban Covid-19 dari ambulans kemudian memikulnya hingga ke liang lahat.
Untuk jasanya, mereka kerap menerima imbalan. Kadang, Rp 1 juta, kadang Rp 2 juta.

Tapi, tak jarang tak mendapat apa-apa selain ucapan terima kasih.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan, dari perspektif regulasi, menjual jasa memikul jenazah dengan protokol Covid di TPU Cikadut adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan.
Ditemui di Balai Kota Bandung, kemarin, Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mengatakan sudah mengintruksikan Dinas Tata Ruang (Distaru) agar segera membuat solusi soal jasa pikul jenazah ini, termasuk kemungkinan mereka diangkat menjadi pekerja lepas harian (PLH) yang berada di bawah koordinasi dan pengawasan Distaru.
• Viral di Medsos Wisudawan Diantar Ayah Naik Becak Motor saat Wisuda Drive Thru, yang Lain Naik Mobil
• Ini Alasan Tukang Pikul Jenazah Covid-19 di Cikadut Tak Mau Bantu Keluarga Korban Angkat Peti
• Nunuk Nuraini Pahlawan Anak Kost Meninggal, Dia Peracik Bumbu Indomie, Ridwan Kamil Apresiasi Tinggi
"Saya minta dibahas dan dikaji ke depan solusinya bagaimana," ujarnya.
"Sejauh ini kebijakan Pemkot masih sebatas penggalian dan pengurukan."
Oded pun meminta Distaru melaporkan perkembangan solusi dari persoalan pengangkutan jenazah yang terjadi di TPU Cikadut.
Minta Maaf
Koordinator Tim Jasa Pikul Peti Jenazah Covid 19, Fajar Ifana (39), meminta maaf karena ia dan puluhan rekannya terpaksa menghentikan sementara layanan jasa pikul jenazah ini.

"Kami berhenti dulu pikul peti karena kami tersinggung disebut pungli. Tadi (kemarin) ada tiga jenazah yang datang, kasihan sempat telantar karena tidak ada yang angkut. Kami mohon maaf," kata Fajar.
Fajar mengatakan, selama ini, sekalipun ia dan rekan-rekannya menerima imbalan atas jasa yang mereka berikan, mereka tak pernah memaksa dan mematok harga.