Suka di Balik Letusan Gunung Merapi, Bukan Musibah Melainkan Waktunya Bermain

Putra seperti ketua geng. Ia memimpin dua teman lainnya untuk berbelok ke sisi satu dan yang lainnya.

Editor: Ravianto
tribunjogja
Awan panas Gunung Merapi, Rabu (27/1/2021). Bagi anak-anak, letusan gunung Merapi berarti saatnya mereka bermain dengan teman-teman baru. 

Laporan Ardhike Indah, Ahmad Syarifudin, Maruti Asmaul Husna

TAWA dan canda terlihat di wajah Putra, Paskalis, dan Isna.

Mereka berlari ke sana-kemari di Barak Pengungsian Purwobinangun, sekadar melihat-lihat sekat yang terbuat dari kayu, satu per satu.

Tanpa beban, mereka mengitari ruangan yang cukup lebar itu sembari membenarkan masker yang sesekali turun.

PUTRA (8) sudah berada di kelas 3 dan Paskalis (7) adalah adik kelasnya. Keduanya bersekolah di SD Sanjaya Tritis.

Isna (9) lebih tua dari mereka dan sudah duduk di kelas 4 SD.

Ia tak sekolah di SD Sanjaya Tritis, melainkan di SD Muhammadiyah 2 Pakem di Ngepring.

Putra seperti ketua geng. Ia memimpin dua teman lainnya untuk berbelok ke sisi satu dan yang lainnya.

Terkadang, mereka berhenti di salah satu bilik untuk menyapa temannya dan mengajak bermain.

“Aku seneng nek ngungsi, soale kancane akeh (Aku senang mengungsi, karena temannya banyak),” ucap Putra kepada Tribun, Rabu (27/1).

Baginya mengungsi bukanlah musibah, melainkan waktu untuk bermain.

Apapun bisa menjadi mainan mereka.

Ini Alasan Tukang Pikul Jenazah Covid-19 di Cikadut Tak Mau Bantu Keluarga Korban Angkat Peti

Nunuk Nuraini Pahlawan Anak Kost Meninggal, Dia Peracik Bumbu Indomie, Ridwan Kamil Apresiasi Tinggi

Gabus atau kardus bekas yang ada di barak mereka jadikan handphone mainan atau dilempar-lempar.

“Pokoke seneng, yo meneh yo (Pokoknya senang, yuk lagi yuk),” ujar Putra sembari mengajak teman-temannya bermain pedang-pedangan dari stretofoam bekas.

Putra, Pakalis, dan Isna mengungsi, setelah Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas kembali, sepanjang Rabu (27/1).

Puncaknya, pukul 13.42.

Awan panas guguran meluncur ke arah barat daya dengan jarak luncur antara 500-3.000 menuju hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Hal itu, memaksa ratusan warga di Padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem, mengungsi di barak pengungsian kelurahan setempat.

Warga dievakuasi menuju barak pengungsian di tengah hujan deras, menggunakan tiga armada milik Basarnas Yogyakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Satpol-PP Sleman.

Dikawal oleh petugas dari kepolisian.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto, mengatakan, pihaknya mengambil langkah untuk segera mengungsikan warga Turgo ke tempat aman setelah menerima informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) bahwa aktivitas Merapi berpotensi akan jauh lebih besar lagi.

"Dari BPPTKG menelepon, 'Pak Joko nanti dimungkinkan Merapi akan ada potensi lebih besar lagi'. Sehingga, warga saya ungsikan," kata Joko di lokasi pengungsian.

Joko menjelaskan, warga Turgo dievakusi ke Barak Kalurahan Purwobinangun, sebab barak pengungsian sementara yang ada di gedung SD Sanjaya Tritis tempatnya kecil dan dirasa tidak akan cukup untuk menampung warga.

Jaraknya terhitung aman, sekitar 20-an kilometer dari puncak Merapi.

Joko mengaku belum bisa memastikan jumlah total pengungsi.

Menurutnya, tak semua warga Turgo diungsikan.

Warga yang dievakuasi hanya warga di RT 3 dan 4. Lalu, ada juga sebagian warga dari RT 2 dan 1.

Mereka menempati dua gedung barak pengungsian, yaitu, didepan Kalurahan Purwobinangun dan gedung disampingnya, dengan jarak sekitar 100 meter.

"Dua barak itu yang sementara ini kami siapkan," ujarnya.

Ketua harian Unit Pelaksana Penanggulangan Bencana Kalurahan Purwobinangun, Nurhadi, mengatakan dua barak pengungsian di Kalurahan Purwobinangun berkapasitas 56 kepala keluarga (KK) dan 17 KK.

Barak yang lebih kecil, diproyeksikan untuk menampung kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, lansia, dan difabel.

Barak ini pula yang kemarin dihuni oleh Putra, Paskalis, dan Isna, serta beberapa anak lainnya.

Nurhadi mengatakan, kebutuhan logistik para pengungsi sudah siap.

"Logistik kita sudah dapat support dari Dinas Sosial. Dapur umum untuk memasak juga sudah ada. Jadi sudah siap," ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved