Teh Mican, Wanita Cantik Sosialita Subang Ini Banting Setir dari Usaha Butik jadi Tukang Kopi Goceng
Gara-gara pandemi Covid-19, wanita muda sosialita pemilik butik muslimah ini banting setir jadi tukang kopi goceng.
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Ichsan
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Gara-gara pandemi Covid-19, wanita muda sosialita pemilik butik muslimah ini banting setir jadi tukang kopi goceng.
Yani Agustiani, biasa disapa Teh Mican,- (Teteh disingkat Teh panggilan dalam Bahasa Sunda untuk kakak perempuan atau Mbak) -, berinisiatif membuka usaha kopi itu pada pertengahan 2020.
Ketika ditemui Tribun di kedainya Jalan Pulau Timor, Pasirkareumbi, Kabupaten Subang, Teh Mican menceritakan awal mula tumbuh ide usaha kreatifnya itu.
Diawali dari hobi kopi dalgona, Teh Mican lantas berpikir untuk membuka kedai kopi secara online, dengan modal pertamanya sejumlah Rp 4,5 juta.
Ia lantas menjual kopi-kopi buatannya secara online melaui jasa ojek online dan menerima pesanan via media sosial pribadinya.
Teh Mican yang awalnya owner salah satu butik muslimah yang cukup ternama di Subang.
• Peringatan Dini, Gelombang Tinggi 4 Meter dan Banjir Rob Berpotensi Terjang Pesisir Utara Jawa

Namun usaha butiknya tersebut mengalami penurunan omzet akibat pandemi.
Ia lantas memulai usaha bisnis kopi dengan brand Kopi Dalgona Goceng.
Menurut Teh Mican, selama ini kopi dalgona diidentikan dengan minuman mewah dengan harganya tidak ramah kantong, yang biasa dijual belasan bahkan puluhan ribu rupiah.
Teh Mican menerangkan hobi tersebut bisa jadi sumber penghasilan apabila kita berpikir kreatif,
"Saya tidak pernah berpikir dua kali untuk memulai usaha, saya suka yah saya jalankan, seperti halnya usaha butik, butik juga saya awali dengan rasa suka saya terhadap model-model pakaian muslimah," kata Teh Mican.
Teh Mican mengatakan, tumbuh ide kreatif menjual kopi juga didasari dengan hobinya, setelah beberapa bulan menjual kopi nya secara online, ia kemudian didatangi beberapa pelanggan nya yang hendak meminum kopi di tempat.
"Pas awal mula itu ada beberapa pelanggan masih teman saya datang ke sini mau minum kopi di tempat, disitu saya mulai berpikir untuk membuka kedai kopi," ujarnya.
• Reaksi Oma Nathalie Tahu Istri Sule Keguguran, Pantau Kegiatan Sebut Nathalie Holscher Lupa Daratan
Tak patah arang oleh halaman rumahnya yang terbatas, lantas ia memanfaatkan garasi mobilnya untuk dijadikan kedai kopi.
Terlihat susunan kursi dihiasi bunga cantik dengan ayunan-ayunan yang unik menghiasi kedai kopi Teh Mican.
Kedai tersebut dijuluki dengan nama Kabut Mican, seolah nama tersebut menjadi nama sohornya di kalangan ibu-ibu sosialita di Subang.
Teh Mican menuturkan, semenjak ia memulai buka kedai di rumahnya lantas ia mempelajari beberapa menu makanan agar terlihat lebih variatif.
"Saya awali dengan beberapa kreasi seperti minuman saya buat kopi nanas yang menjadi khas Subang, begitupun dengan makanan, saya buat berbagai macam menu meski hanya sebatas cilok tapi saya kreasikan dengan daging dan telur agar menarik minat pelanggan," ujarnya.
Tak hanya demikian, Teh Mican yang merupakan pecinta kucing juga menghiasi kedainya dengan beberapa kucing yang lalu lalang.
"Saya dan anak saya suka kucing, makan nya banyak orang kesini mainin kucing, pernah orang bilang ini rumah kucing," katanya.
• Pemikul Mogok, Jenazah Covid-19 Telantar di TPU Cikadut, Keluarga Terpaksa Angkut Tanpa Pakai APD
Hingga kini Teh Mican sudah mempekerjakan empat orang di kedainya.
Teh Mican mengatakan pandemi memang menjadi masalah bagi dunia usaha, namun setiap orang memiliki cara berbeda untuk bisa mempertahankan usahanya dalam kondisi pandemi.
"Saya yakin setiap orang dianugrahi cara pikir yang spesial, prinsipnya dalam memulai usaha itu tidak sulit. Gunakan apa yang ada lalu jadikan sumber usaha," ujarnya.
Ia berharap ke depan kedai uniknya akan menjadi sumber inspirasi dan bisa diterima banyak orang,
"Apa yang kita sukai jadikan itu sebagai sumber penghasilan, modalnya cukup dengan memanfaatkan apa yang kita miliki saat ini, tak perlu langsung besar. Prisipnya, ada atau tidaknya pandemi dunia usaha tetap mengalami pasang surut pendapatan," katanya.