Janda Subang Dibunuh di Bali
Ada Fakta Baru dari Pembunuhan Janda Subang di Bali, Pelaku Sudah Berencana Membunuh DFL?
Kapolresta Denpasar menyebutkan bahwa aksi keji tersebut sengaja dilakukan atau direncanakan pelaku.
TRIBUNJABAR.ID, DENPASAR - Polisi menemukan bukti baru dari kasus pembunuhan janda Subang.
Seperti diketahui, kasus Dwi Farica Lestari atau DFL janda subang dibunuh di bali itu masih gelap karena polisi belum berhasil mengungkap pelaku.
DFL ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya di Denpasar pada Sabtu (16/1/2021) dini hari.
Baca juga: Ini Lho Bioskop Mawar, Lahan yang Membuat Kakek Koswara Digugat Rp 3 Miliar oleh Anak Kandung
Baca juga: Jadwal Misa Online Hari Ini (Minggu, 24/1/2021), Katedral Bandung Jam 06:00, 10:00 dan 17:00 WIB
Baca juga: Biodata Singkat Para Calon Kuat Kabareskrim Dua di Antaranya Ikut Rombongan ke DPR RI, Siapa Mereka?
Warga Dusun Karanganyar, RT 18 Desa Kebon Danas, Subang sudah dimakamkan di kampung halamannya.
Perkembangan terkini, polisi menemukan bukti baru dalam kasus pembunuhan janda Subang tersebut.

Hal ini disampaikan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan saat dikonfirmasi di Polsek Denpasar Selatan, Kamis 21 Januari 2021 lalu.
"Bukti bukti yang ada didalami, di TKP ada kondom (alat kontrasepsi,-red), ada," sebutnya.
DFL baru dua hari tinggal di Bali.
Polisi masih mendalami terkait apakah pelaku dengan korban sebelumnya saling mengenal.
"Korban dari informasi keterangan saksi saksi baru hari kedua di Bali.
Masih kita dalami kemungkinan bisa saja saling kenal," bebernya.

Kombes Pol Jansen mewanti-wanti terkait bahaya aktivitas prostitusi online.
"Sebagai informasi kita selalu bersama Polda Bali sedang melancarkan kegiatan menekan kemungkinan prostitusi online," jelasnya.
Selain itu, diduga kuat handphone dan uang milik korban ada yang ikut raib digondol pelaku.
"Masih diduga HP dan uang, karena temannya sendiri tidak bisa menyatakan dia (korban) punya uang atau tidak, di TKP hanya sisa uang Rp 250 ribu, saat itu pelaku orang kelima ada di TKP," terangnya.

Diduga kuat pelaku merupakan seorang pria yang mengenakan helm ojek online (ojol), berjaket merah, celana pendek yang terekam CCTV TKP.
Pria tersebut diduga kuat bertemu dengan korban, sesaat sebelum akhirnya DFL ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan.
Dalami Barang Bukti CCTV dan Helm Ojol
Saat ini polisi sudah menaruh kecurigaan ke seseorang terduga pelaku.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan saat ini pihaknya terus mengumpulkan sejumlah alat bukti.
Termasuk mengecek CCTV di Lab Forensik dengan indikasi pelaku berjumlah satu orang.

"Sampai sekarang masih kita dalami karena banyak kemungkinan.
Ada beberapa yang kita curigai, kita kerucutkan dengan bukti-bukti yang ada.
Beberapa rekaman CCTV diperdalam dibawa ke Lab Forensik.
Untuk mengecek memperjelas identifikasi terhadap dugaan pelaku," kata Kapolresta Denpasar saat dijumpai di Polsek Denapsar Selatan, Kamis 21 Januari 2021.
"Kita harus pembuktian, didukung oleh alat bukti.
Sehingga saat dihadapkan proses hukum pelaku tidak bisa mengelak lagi," sambungnya
Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan juga berkoordinasi dengan sejumlah penyedia layanan jasa ojek online (ojol).
Atas dugaan pelaku merupakan bagian dari ojol karena ditemukan helm ojol di TKP.
"Terkait ojek online kita dalami. Koordinasi beberapa penyedia jasa ojek online.
Pihak ojol juga sangat kooperatif," sebutnya.
Sementara itu, dari hasil autopsi forensik RSUP Sanglah, didapati sebanyak tiga luka tusuk di leher DFL.
Kapolresta Denpasar menyebutkan bahwa aksi keji tersebut sengaja dilakukan atau direncanakan pelaku.
"Ada unsur kemungkinan disengaja direncanakan bawa alat pisau, jake helm, jaket, ada dugaan sengaja melakukan," jelasnya.
Kejadian Mistis di Malam Pembunuhan
Ada kejadian mistis sebelum keluarga DFL mendapat kabar kematian.
Malam sebelum kabar tersebut sampai ke keluarga korban, seekor burung gagak terbang memutari rumah korban.

Hal tersebut dijelaskan Ketua RT 18 Desa Kebon Danas Erin, dikatakannya sebelum pagi hari kabar pembunuhan tersebut sampai kepada pihak keluarga.
Sabtu malam Erin bersama warga lain tengah melakukan ronda keliling di wilayah RT 18.
Namun Erin dikejutkan dengan adanya burung gagak yang terus mengitari rumah korban.
"Malam tadi kan saya masih ronda bersama warga lain juga, kita ngopi diwarung dekat rumah korban kebetulan itu masih bibi nya korban, tapi kok aneh ada suara burung gagak nyaring dan terus mengitarj disekitaran kami," paoar Erin ketika diwawancara Tribun di kediaman korban pada Sabtu (16/1/2021).
Masih diterangkan Erin, warung tempat ia ngopi, rumah korban dan rumahnya berada dalam jarak berdekatan,
"Bisa dilihat sendiri ini masih satu blok di warung sama rumah korban, yang itu rumah saya hanya berjarak satu gang dan burung gagak itu muter terus di sekitar sini," pungkasnya.
Awalnya Erin bersama warga yang ikut ronda tak menaruh curiga perihal adanya burung gagak tersebut.
"Siapa yang percaya kabar burung, tapi memang semalam saya sendiri merasa aneh, padahal saya sudah pulang tapi masih terdengar, jadi merinding juga kan," kata Erin menyambung ucapannya terkait kabar burung.
"Bisa jadi kalau disimpulkan pas burung gagak tengah malam itu terbang korban sedang dalam kondisi menjemput ajal," sambungnya lagi.
Erin menjelaskan meski adanya keanehan perihal burung tersebut ia tidak berpikir negatif.
"Meski kita tau mitos kalau ada suara burung gagak atau apapun yang aneh dimalam hari kita tetap tidak percaya namun rasa ganjil pasti ada, tapi urusan ajal mah tetap kuasa Tuhan lah yah." tutupnya.