Mulai Hari Ini, Pedagang Daging Sapi Mogok Berjualan, Protes Melonjaknya Harga

Pedagang memprotes naiknya harga daging sapi di rumah pemotongan hewan.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi pedagang daging sapi di pasar. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Melonjaknya harga daging sapi direspons para pedagang daging sapi.

Harga daging sapi naik di rumah pemotongan hewan atau RPH.

Ini membuat harga daging sapi di pasaran juga terkerek naik.

Baca juga: Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini, Mulai Pukul 09.30 Mati Lampu, Ini Daerah-daerah yang Terdampak

Baca juga: DIBUKA Lowongan Kerja BUMN di PT Jasa Raharja untuk Lulusan SMA/SMK/D3/S1, Cek Pendaftaran di Sini

Alhasil para pedagang sapi mogok berjualan.

Ini dilakukan pedagang sapi di wilayah Jabodebatek.

Mereka sepakat tak berjualan selama tiga hari.

Itu terhitung mulai hari Rabu (20/1/2021) ini hingga Jumat (22/1/2021).

Menurut Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta, Tb Mufti Bangkit, aksi mogok berjualan itu dilakukan sebagai bentuk protes atas melonjaknya harga daging sapi di rumah pemotongan hewan.

Mukti menambahkan, harga per kilogram daging sapi yang belum dipisah antara tulang dan kulitnya adalah Rp 95.000.

Harga tersebut dinilai terlalu tinggi untuk dijual kembali ke pasar.

"Ditambah cost produksi, ekspedisi total sudah Rp 120.000-lah. Sedangkan harga eceran tertinggi ditetapkan pemerintah Rp 120.000. Belum karyawan, belum pelaku pemotong sendiri kan harus (memberi uang ) anak istri di rumah," kata Mufti melalui telepon, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Efek Pilkada dan Libur Panjang, Kasus Positif Covid-19 Diprediksi Tembus 1 Juta Akhir Bulan ini

Menurut Mufti, kenaikan harga daging sapi itu justru merugikan pedagang.

Pasalnya, kenaikan harga itu melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Akibatnya, masyarakat enggan untuk membeli daging sapi lagi.

"Kasihan masyarakat kalau kami naikan terlalu tinggi, tidak ada yang beli," ujar Mufti.

Mufti mengatakan, lonjakan harga daging sudah dirasakan sejak empat bulan terakhir.

Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021.

"Diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp 105.000 per kilogram per karkas. Sekarang itu harga per karkas masih Rp 94.000," katanya.

Baca juga: Hari Ini Ridwan Kamil Kunjungi Kota dengan Penerapan Protokol Kesehatan Terburuk di Jabar

Harapan Pedagang Daging

Mufti berharap pemerintah pusat kembali mengimpor daging sapi dari Australia.

Ia menilai kebijakan impor daging sapi dari Australia bisa menstabilkan harga daging di pasaran sehingga tidak merugikan pedagang maupun pembeli.

"Australia yang market terbesarnya sejak 30 tahun mereka semena-mena menjual dengan harga sapi tertinggi. Sapi yang dikasih Australi ke Indonesia sedikit sekali, tak cukup dengan permintaan pemerintah," ucap Mufti.

Saat ini, katanya, Australia justru lebih banyak menjual daging sapi ke negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dan Thailand.

"Kebijakan Australia yang menjual ke negara lain ini harus kita minta pemerintah ambil jalan diplomasi dengan acuan kita adalah member (impor daging) selama puluhan tahun," kata Mufti.

Mufti mengatakan, pihaknya telah mengirim surat ke Provinsi DKI Jakarta dan beberapa kementerian terkait guna menyampaikan keluhan seputar kenaikan harga daging.

Namun setelah satu minggu berlalu, Mufti mengaku tak mendapatkan respon apapun.

"Kami sudah layangan surat sebagai asosiasi DKI melayangkan surat ke Kementrian Perdagangan dan Pertanian ke kantor Staf Kepresidenan tertanggal 11 Januari," kata Mufti.

Mufti berharap, perwakilannya dapat bertemu Presiden Joko Widodo guna memutuskan solusi terbaik mengenai permasalahan harga daging di pasaran.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sarman Simanjorang menilai, pemerintah kurang terbuka mengenai data persediaan daging sapi.

Padahal data tersebut diperlukan pedagang daging sapi di seluruh Indonesia guna mengantisipasi kenaikan harga.

Sarman berharap dalam waktu dekat pemerintah pusat memberikan solusi agar para pedagang daging sapi tak kesulitan di masa pandemi Covid-19 ini.

"Menurut hemat saya ini (data persediaan daging) harus dibuka secara transparan, berapa sih stok sapi hidup kita kemudian berapa sih sapi yang siap potong," kata Sarman.

Baca juga: Setelah Membunuh Mahasiswa Telkom Bang Jo Merokok, Minta Bantuan Buang Korban Sambil Makan Sate

Baca juga: Ini Sinopsis Ikatan Cinta Episode Malam Ini 20 Januari 2021, Makin Dramatis, Al Alami Hal Buruk

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pedagang Daging Sapi Jabodetabek Mogok Jualan Mulai Hari Ini, Apa Alasannya?".

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved