Catut Nama Hotel, Wanita Panggilan Ajak Kencan Lewat Aplikasi, Korban Bayar Dimuka, Ternyata Tipuan

Puluhan pria ditipu kencan online melalui sebuah aplikasi yang dilakukan oleh diduga wanita panggilan dengan tarif tertentu

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Siti Fatimah
Pixabay
Ilustrasi jasa prostitusi online- Puluhan pria ditipu kencan online melalui sebuah aplikasi yang dilakukan oleh diduga wanita panggilan dengan tarif tertentu dan janjian bertemu di sebuah hotel. 

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Sebuah aplikasi MiChat dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab. Ironisnya oknum tersebut adalah wanita yang diduga merupakan wanita panggilan.

Mereka memanfaatkan aplikasi ini untuk menawarkan kencan di hotel dengan tarif tertentu.

Aksi mereka membuat geram sejumlah pengurus hotel di Kuningan karena mereka menyebutkan nama hotel  sebagi tempat pertemuan dengan lelaki yang sudah membokingnya melalui aplikasi tersebut.

Baca juga: Foto-foto Dahsyatnya Gempa Majene, Basarnas Sampai Kerahkan Anggota dari Beberapa Daerah

"Mereka mencatut nama hotel yang ada di Kuningan. Mereka mengaku sudah booking hotel tersebut, padahal kenyataannya tidak ada bookingan atas nama wanita yang mengajak kencan di aplikasi tersebut," kata pengurus Persatuan Hotel Restroan Indonesia Kuningan, sekaligus General Manager hotel Grand Cordela Kuningan, yakni Isan Darmawan saat ditemui di Jalan Siliwangi - Kuningan, Jumat  (15/1/2021).

Isan mengatakan, dalam tahun kemarin korban aplikasi Michat itu kalangan pria remaja dan dewasa di Kuningan.

"Korbannya lebih satu dan sangat banyak, mungkin ada puluhan ya," kata Isan lagi.

Baca juga: UPDATE Gempa Majene Hingga Sore Ini Sudah Ditemukan 27 Orang Tewas, Rata-rata Tertima Reruntuhan

Diketahui sudah banyak korban aplikasi tersebut.

Modus yang dilakukan adalah melalui aplikasi wanita panggilan ini mengajak kencan.

Setelah itu, korban diminta mentransfer sejumlah uang muka dan bila sudah ditransfer, mereka menjanjikan bertemu di sebuah hotel yang sudah dibooking atas nama wanita panggilan tersebut.

Baca juga: Bakal Jadi Mimpi Buruk Para Penjahat, Polres Ini Miliki Tim Khusus Baru, Ini Julukannya

"Nominal yang ditransfer beragam tapi mereka menyebut nama hotel dan janjian bertemu. Hotel Grand Cordela termasuk yang disebut," katanya.

Korban yang percaya terlebih sudah mentransfer uang, lalu mendatangi hotel yang disebut dalam perjanjian di aplikasi tersebut.

Namun begitu korban menanyakan nama wanitan yang sudah membooking kamar, tidak tercatat nama tersebut dalam list pemesan kamar hotel.

Baca juga: Pencairan Korban Sriwijaya Air SJ-182 Diperpanjang 3 Hari

"Sudah ada beberapa calon pengunjung (korban) datang dan mempertanyakan wanita dalam aplikasi tersebut," katanya.

Mereka datang itu sebelumya menanyakan nama dalam aplikaasi Michat itu yang ngaku chek in disini, namun setelah dikasih penjelasan bahwa chatingan dam Michat itu tidak benar dan korban Michat pun langsung balik kanan.

Muaknya dengan tindakan oknum pemilik akun Michat, kata dia, selain hotel ini menjadi sasaran dalam aksi buruk.

Baca juga: Sebagian Jembatan di Kecamatan Dawuan Subang Ambrol, Kendaraan Berat Tak Bisa Melintas

Nama pribadinya pun tidak lepas dari sasaran kejahatan aplikasi Michat tersebut.

“Iya Kang, selain banyak hotel kena catut oknum pengguna aplikasi Michat, nama saya pun pernah menjadi sasaran pencatutan juga,” ungkapnya.

Korban Michat, kata Isan, ini biasanya terpancing dengan komunikasi dan mengirim uang atau pulsa.

Baca juga: Heboh Raffi Ahmad Datangi Pesta Usai Divaksin, Baim Wong Ungkap Tempat Acara yang Dihadiri Raffi

“Dari pengiriman itu, korban biasanya minta bertemu langsung dan beberapa tempat di Kuningan menjadi sasaran oknum pengguna aplikasi Michat tersebut,” katanya.

Rata- rata dalam pengiriman atau transfer dilakukan korban terhadap pemilik akun Michat tak dikenal itu secara berangsur.

“Iya, transferan mulai dari Rp 100 ribu hingga jutaan,” katanya.

Baca juga: Kepala Puskesmas Darangdan Bantah Warga Alami Kelumpuhan: Itu Nyeri Sendi

Belum lama salah seorang korban adalah seorang pemuda WN (19), asal Kecamatan Ciawigebang ini mengaku kehilangan uangnya untuk memesan jasa kencan dengan seorang perempuan, bernama Eka.

"Akun palsu itu meminta uang dimuka kepada korban, sebesar Rp.385 ribu, dan korban diberikan E-tiket dan nomor kamar," ulas Isan lagi. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved