Vaksinasi Covid-19 di Jabar Dimulai Besok, Ini Kata Para Ahli dan Epidemiolog
Ada pandangan keliru di masyarakat bahwa vaksin disamakan dengan obat yang dapat menyembuhkan penyakit COVID-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
Penanggung jawab komunikasi sosial politik pelaksana KPCEN Dila Amran mengatakan, setelah vaksinasi masyarakat wajib meningkatkan disiplin prokes dari 3M ke 5M.
Selain memakai masker - menjaga jarak - mencuci tangan pakai sabun, perlu ditambah menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.
Menurutnya, pemerintah saat ini menghadapi tantangan berat karena beberapa survei menyebutkan tingkat penerimaan vaksin masyarakat terus bergerak.
Baca juga: Tolak Vaksin Covid-19, Politikus PDIP Ini Bilang Warga Sukabumi Lumpuh Setelah Divaksin Antipolio
Pada Agustus 2020, sebanyak 64,8 persen menerima vaksin, kemudian turun menjadi 39 persen, 37 persen, dan terakhir 31 persen.
Untuk menyukseskan vaksinasi, semua elemen dari pusat sampai RT/RW harus bergerak mengampanyekan pesan positif.
“Lokalitas sangat penting, pemda harus lebih agresif. Faskes dan posyandu sangat penting. Jangan sampai orang datang pada suntikan pertama, tapi tidak datang pada penyuntikan kedua,” katanya.
Menurut Dila, setelah mendapat sertifkasi halal dan suci dari MUI serta izin penggunaan darurat dari BPOM, vaksin Sinovac yang sudah ada di gudang provinsi saat ini sangat aman disuntikkan.
Tapi jangan lupa setelah divaksin prokes 5M harus dijalankan.
“Pesannya adalah vaksin aman, imun, dan prokes dijalankan,” tutupnya.