Longsor di Sumedang

Detik-detik Longsor Susulan di Cimanggung Sumedang, Kapolres Sempat Berada di Posisi Sulit

Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto, mengetahui betul dahsyatnya longsor susulan yang terjadi di Perum Pondok Daud.

Editor: Giri
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbiyanto, hampir menjadi korban tanah longsor susulan di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (/1/2021) malam. 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto, mengetahui betul dahsyatnya longsor susulan yang terjadi di Perum Pondok Daud, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sabtu (9/1/2021) malam.

Pasalnya, saat kejadian itu Eko sedang berada di sana untuk melakukan evakuasi korban longsor yang pertama setelah turun hujan deras.

Namun, saat berjibaku dengan material longsor, tiba-tiba longsor susulan pun terjadi.

Longsor susulan, ujarnya, langsung menimbun sejumlah warga, termasuk tiga petugas yakni Komandan Rayon Militer 1014/Cimanggung, Kapt Inf Setio Pribadi; Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang, Yedi; dan Kepala Seksi Trantib Kecamatan Cimanggung, Suhanda.

Ketiganya meninggal dunia.

Eko juga nyaris menjadi korban.

Baca juga: Masih Ada Potensi Longsor Susulan di Cimanggung Sumedang, 26 Orang Belum Ditemukan

Baca juga: Jawaban Lesti Soal Gaun Pengantin Buatan Ivan Gunawan untuk Pernikahan, Sebut Janji: Semua Diurusin

Beruntung saat itu dia berhasil menyelamatkan diri, meskipun kondisi di lokasi sudah mulai gelap.

"Saya mendapat laporan dari Kapolsek ada longsor, terus saya coba cek ke TKP. Saat itu cuaca hujan deras, saya sampai ke sana setelah magrib dan kondisinya gelap," ujarnya saat ditemui di posko banjir di Jatinangor, Minggu (10/1/2020).

Meski kondisi sudah tidak memungkinkan, Eko tetap berupaya melakukan pengecekan.

Hasilnya, ada 18 rumah yang tertimbun longsor dan dari jumlah tersebut ada dua rumah yang ditempati dua keluarga masing-masing 4 orang, sehingga ada 8 orang yang diduga tertimbun.

"Dari jarak 100 meter dari longsor pertama kami melakukan pematangan data untuk melakukan evakuasi esok hari di masjid bersama relawan, Basarnas, Tagana," kata Eko.

Saat melakukan pematangan data, Eko mendengar suara gemuruh dan ternyata itu merupakan longsor susulan yang datang dari arah berbeda atau dari arah samping longsor pertama.

Kejadian tersebut, kata Eko, memang tidak terduga karena saat itu mobil Basarnas terparkir di area longsor susulan termasuk gugus tugas penanganan Covid-19 juga sedang berada di lokasi tersebut.

"Saat itu ada 30 orang lagi mematangkan data di white board, kemudian terdengar suara gemuruh seperti gempa bumi hingga situasi menjadi kacau," ucapnya.

Saat semua orang mendengar suara gemuruh, mereka langsung berhamburan keluar melalui jalur yang ada di sekitar lokasi. Tetapi saat itu Eko berada di posisi yang cukup sulit untuk keluar.

Baca juga: Nasib Nindy Memilukan, Suami Ditangkap Jelang Hari Ultahnya, Sembunyikan Kesedihan Tak Ada Askara

Baca juga: Vaksin Sinovac Datang Lagi Hari Ini, Namun Bentuknya Berbeda dan Perlu Proses di Bio Farma

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved