Kisah Asrizal Nur Tak Jadi Naik Pesawat Sriwijaya Air yang Jatuh, Gara-gara Biaya Tes Swab Mahal
Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1/2020), meninggalkan cetita kesedihan bagi keluarga.
“Sehingga kami ke airport dengan bekal surat negatif, rapid tes dan antigen. Kami pun ke bandara dengan rasa sesak di dada karena terasa berat dengan biaya rapid tes dan antigen itu, namun ada rasa bahagia akan bertemu anak dan keluarga di Pontianak,” lanjutnya.
Baca juga: Kapten Afwan Sempat Minta Maaf Sebelum Berangkat Kerja, Hal Tak Biasa yang Bikin Anaknya Bingung
Sesampai di bandara, saat masuk Asrizal dan keluarga diperiksa.
Ternyata rapit test dan antigen itu tidak lengkap, dan harus urus swab PCR.
Asrizal sempat berdebat dengan petugas.

Ilustrasi tes Covid-19, deteksi Covid-19, pengujian virus corona. (Shutterstock)
Ia menyesalkan, kenapa tak ada komunikasi dengan pihak klinik.
Sehingga dapat info yang sama dengan bandara untuk swab PCR sebagai syarat penerbangan.
Dia lalu disuruh komunikasi dengan maskapai.
“Hampir 1 jam kami mengurus di maskapai kamipun tetap tak dizinkan masuk pesawat, kami harus mengurus Swab PCR itu. Perdebatan panjang kami lakukan, kenapa pihak maskapai tidak memberitahu penumpangnya saat membeli tiket, karena kami membeli tiket melalui Traveloka maka mereka suruh kami urus ke Traveloka."
"Traveloka tak dapat memberi jawaban kecuali mengatakan tiket keberangkatan anda hangus,” sesalnya.
Pesawat pun terbang.
Asrizal dan keluarga gagal ke Pontianak.
Putri Thania, anaknya sempat marah.
Lalu Asrizal mengurus swab PCR.
Baca juga: Sosok Danramil yang Jadi Korban Longsor Cimanggung di Mata Atasan dan Keluarga, Sosok yang Baik
Ternyata biayanya mahal.