Longsor di Sumedang

AJAIB, Ukar Selamat Meski Tertimbun Longsor di Cimanggung Sumedang 5 Jam, 27 Orang Masih Dicari

Keajaiban terjadi di tengah longsor besar yang menerjang Perumahan Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, Cimanggung, Sumedang.

Editor: Giri
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Petugas saat menyingkirkan material longsor menggunakan alat berat di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1/2021). Sebanyak 27 orang belum ditemukan. 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Keajaiban terjadi di tengah longsor besar yang menerjang Perumahan Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (9/1/2021).

Terkubur selama lima jam di antara puing, tanah, dan bebatuan, Ukar (80) luput dari maut.

Saat ditemukan, tubuhnya tertelentang, dengan sekujur tubuh tertimbun, tak jauh dari rumahnya.

Amih, menantu Ukar, mengatakan, longsor menerjang rumah mertuanya tak lama setelah mertuanya selesai menunaikan salat Magrib.

Saat itu, mertuanya keluar untuk melihat kejadian longsor karena ada saudaranya yang tertimbun.

"Namun, tiba-tiba longsor susulan menerjang," ujar Amih, saat menemani mertuanya yang masih dirawat di Puskesmas Sawah Dadap, Minggu (10/1/2020).

Baca juga: Kapten Afwan Sempat Minta Maaf Sebelum Berangkat Kerja, Hal Tak Biasa yang Bikin Anaknya Bingung

Baca juga: Sosok Danramil yang Jadi Korban Longsor Cimanggung di Mata Atasan dan Keluarga, Sosok yang Baik

Akibat kejadian itu, kata Amih, Ukar mengalami luka pada bagian kaki, tangan, punggung, dan kepala.

"Namun, sekarang stabil, saya sudah tenang lihatnya juga," ucapnya.

Amih tak mengerti bagaimana mertuanya bisa selamat.

"Ini rahasia Allah. Kita tidak tahu," ujarnya sambil terus mengucapkan kata syukur karena mertuanya selamat.

Asep (40), warga Bojongkondang lainnya yang selamat mengisahkan kengeriannya saat tebing setinggi 20 meteran di kampungnya longsor dan membuat 14 rumah warga rusak berat.

Longsor terjadi selepas Asar. Hujan sedang deras-derasnya mengguyur.

"Tiba-tiba terdangar suara gemuruh sangat keras. Warga berlarian keluar kompleks," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, kemarin.

Ia mengatakan, longsor terjadi saat hampir semua warga sedang berada di dalam rumah. Itu sebabnya banyak yang tak berhasil menyelamatkan diri dan tertimbun.

"Wilayah terjadinya longsor memang bertepatan di lereng terbing, dan itu merupakan kompleks perumahan yang sudah banyak di huni banyak warga," kata Asep.

Baca juga: TERNYATA Pramugari Asal Parongpong Bandung di Pesawat Sriwijaya Air yang Nahas, Masuk Kru Tambahan

Ia menduga ada puluhan warga terimbun pada longsor pertama, dan entah berapa lagi pada longsor kedua.

"Ada satu keluarga yang tertimbun dan sampai saat ini belum ditemukan," katanya.

Kengerian juga dikisahkan Hadi (65), yang saat longsor terjadi tengah menonton televisi bersama istri, anak, dan cucunya di rumah.

Saat longsor pertama, kata Hadi, material longsor tidak mengenai rumahnya.

"Saat longsor pertama anak, cucu, istri masih ada di rumah, warung juga masih buka, kan di rumah buka warung juga," ujarnya.

Namun, saat hari mulai gelap, tiba-tiba kembali terdengar suara gemuruh.

"Saya cepat-cepat menyuruh keluarga keluar dari rumah. Warung langsung tutup, yang penting nyawa semua keluarga selamat," ujarnya.

Hadi mengaku sangat bersyukur, ia dan semua keluarganya luput dari maut, meski separuh rumahnya hancur dan terkubur.

"Sekarang kami tinggal dulu di rumah tetangga karena takut," ujarnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Belum Berhasil Luluhkan Hati Anak yang Laporkan Ibu Kandungnya ke Polisi di Demak

27 Orang Masih Dicari

Kepala Basarnas Bandung, Deden Ridwansah, mengatakan sebanyak 13 orang, tiga di antaranya petugas, meninggal dalam longsor ini.

Namun, Tim SAR Gabungan menduga masih ada 27 korban yang belum ditemukan.

Ke-27 korban itu didasarkan data sementara yang diterima oleh Tim SAR saat melakukan pendataan di lokasi kejadian longsor.

"Kami baru dapat data itu dari Bapak Kapolres dan diperkuat oleh Pak Sekda bahwa ada 27 orang yang belum ditemukan sesuai dari warga yang melapor di posko," ujarnya saat ditemui di poskonya, Minggu (10/1/2021) malam.

Menurutnya, dari 27 orang tersebut kemungkinan tertimbun saat terjadi longsor susulan karena saat itu banyak masyarakat yang berada di lokasi longsor tersebut.

"Pada pukul 19.00 terjadi longsor susulan dan menyebabkan bertambahnya jumlah korban," kata Deden.

Mengungsi

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Munardo, mengatakan, ada 150 orang yang tinggal di pengungsian akibat longsor di Cimanggung.

"Jadi untuk jangka pendek ini, kami harapkan ada kesadaran masyarakat di wilayah lokasi bencana untuk bersedia direlokasi," ujarnya saat meninjau lokasi longsor, Minggu (10/1).

Doni meminta semua warga untuk tidak tinggal di lokasi tersebut, sampai ada hasil kajian dan pendataan dari pemerintah, terkait mana saja rumah yang masih boleh ditempati.

"Kalau sudah diputuskan bahwa kawasan itu zona merah, masyarakat harus ikhlas melepaskan rumah dan tanahnya untuk direlokasi di tempat yang baru," kata Doni.

Atas hal tersebut, kata Doni, Pemerintah Sumedang akan menyiapkan lahan desa untuk tempat relokasi bagi masyarakat yang rumahnya sudah tidak boleh ditempati.

Doni mengatakan, terkait hal ini pemerintah juga sudah menyiapkan dana stimulan bagi masyarakat yang menjadi korban bencana. Untuk korban yang rumahnya rusak berat dapat bantuan Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.

"Bagi yang rumahnya rusak berat, bisa sesegera mungkin dibangun oleh pemerintah provinsi didukung oleh TNI dan Polri," ucapnya. (hilman kamaludin/lutfi am)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved