Sejarah Panjang Api Abadi Majakerta Indramayu, Selalu Jadi Ikon Kegiatan Nasional, Kini Terancam
Tugu api abadi masih berdiri kokoh di halaman Balai Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Tugu api abadi masih berdiri kokoh di halaman Balai Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.
Tugu itu berbentuk menyerupai sebuah perahu nelayan sebagai wujud mata pencaharian masyarakat setempat.
Pada tiang perahu di tugu itu terdapat sebuah cerobong di atasnya, dari situlah api abadi itu muncul.
Baca juga: Sepanjang 2020, Ada 776 Perkara Perceraian di Kota Sukabumi, Didominasi Istri Gugat Cerai
Warga setempat, Rendra (52) mengatakan, munculnya api abadi ini bermula pada sekitar tahun 1820 lalu saat perusahaan Bataafschuntik Petroleum Mhatchappij (BPM) milik Belanda melakukan eksplorasi dan eksploitasi di Desa Majakerta.
"Ada salah satu pekerjanya asal daerah yang dilibatkan saat itu, yaitu Bapak Lebe Timan dari Desa Embat Cirebon sebagai mandornya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (7/1/2021).
Saat itu, dikisahkan Rendra, Timan meminta izin kepada kepala Desa Majakerta pertama kala itu untuk melakukan pengeboran, mereka meyakini di bawah tanah halaman balai desa itu terdapat sumber minyak bumi yang melimpah.
Setelah beberapa hari melakukan pengeboran, hasilnya mengejutkan. Dari hasil eksploitasi itu yang keluar bukan minyak bumi, melainkan gas bumi yang melimpah hingga menimbulkan ledakan yang sangat besar.
Baca juga: Tidak Hanya Perawat dan Dokter, Dua Profesi Ini Juga Jadi Target Pertama Vaksinasi Covid-19
Ledakan itu membuat panik masyarakat saat itu, perusahaan BPM pun langsung memutuskan menutup kembali sumur bor hingga akhirnya bisa diatasi.
"Dan saat itu hanya sedikit sisa gas yang keluar, yang akhirnya dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh warga Desa Majakerta," ujar dia.
Pada tahun 1962, Presiden pertama RI, Ir Soekarno pernah memerintahkan untuk membuat tim khusus dalam misi mencari keberadaan sumber api alami tersebut.
Mereka berangkat dari Jakarta mencari mulai dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Seusai lelah mencari dan tidak menemukan api yang dimaksud Ir Soekarno, mereka pun memutuskan kembali ke Jakarta, perjalanan pulang itu mereka lalui lewat Jalur Pantai Utara (Pantura).
Baca juga: VIDEO-4 Anak Boncengan Naik Motor Curi Perhatian, Dedi Mulyadi Miris Dengar Alasan Anak Cewek Itu
Hingga akhirnya, tim khusus tersebut mendatangi Desa Majakerta dan menemukan sekelompok warga yang tengah memasak di depan balai desa.
Di sana mereka menggali informasi soal kegiatan yang dilakukan warga, berdasarkan percakapan dengan warga, tim khusus itu pun menyimpulkan sumber api yang digunakan masyarakat memasak adalah api yang dimaksud Ir Soekarno.
Tim khusus itu langsung pulang ke Jakarta untuk melaporkan temuannya.