Vaksin Covid-19 Diprioritaskan bagi 1,3 Juta Tenaga Kesehatan dan 17,4 Juta Petugas Pelayanan Publik
Pemerintah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19.Juru Bicara Vaksin Covid-19
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19.
Juru Bicara Vaksin Covid-19, dr Reisa Brotoasmoro mengatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayanan publik.
World Health Organization (WHO) pun menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Hal ini sangat beralasan mengingat sudah ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang gugur selama 10 bulan masa pandemi di Indonesia.
"Hilangnya tenaga kesehatan ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan sistem kesehatan dalam negeri terancam collapse. Padahal untuk melahirkan seorang tenaga kesehatan butuh 4 sampai 7 tahun. Sementara 100 ribu pasien Covid-19 sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," katanya ketika memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Modus Korupsi Penerimaan CPNS di Kabupaten Subang, KPK Korek Harta Heri Tantan Sumaryana
Dan bagi tenaga kesehatan wajib memelihara kesehatannya termasuk melindungi keselamatan teman sejawatnya. Salah satunya melindungi diri dengan mendapatkan vaksinasi adalah kesadaran profesional.
"Dan melindungi teman sejawat, pasien, bahkan keluarga kita adalah kewajiban moral," ungkapnya.
Soal keamanan vaksin, Reisa meyakinkan bahwa para guru tenaga kesehatan yang berpengalaman puluhan tahun telah mendampingi proses pengkajian vaksin.
Tentunya apabila vaksin sudah masuk uji klinis fase 3, artinya sudah lulus uji klinis fase 1 dan 2.
"Dan yang saat ini sedang kita tunggu ialah efikasi, dimana efikasi adalah persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi," lanjutnya.
Saat ini vaksin Coronavac yang sudah tiba di Indonesia itu berbasis inactivated virus atau virus yang tidak aktif.
metode ini sudah dikenal selama ratusan tahun, tepatnya sejak adanya vaksin rabies. Dan terbukti manjur melindungi diri dan mengeradikasi penyakit menular.
Bukti lainnya, ialah vaksin polio dibuat dengan metode ini. Dan menyelamatkan jutaan anak dari risko lumpuh dan kehilangan masa depan.
"Bahkan Agustus tahun lalu, kita merayakan enyah polio dari Afrika. Dan kita, bangsa Indonesia berjasa besar dalam hal ini, karena vaksin dengan platform inactivated virus ini adalah buatan PT Bio Farma," jelasnya.
Baca juga: Kenapa Gisel Mangkir dari Pemeriksaan Polisi Kemarin? Padahal Nobu Datang, Ternyata Ini Alasannya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/reisa-broto-asmoro.jpg)