Virus Corona di Jabar

Jabar Dapat Jatah 38 Ribu Vaksin Covid-19 untuk Tahap I, BELUM BOLEH Disuntikkan

“Vaksin tahap pertama kurang lebih 38 ribu dosis untuk tenaga kesehatan,” kata Daud saat dihubungi melakui telepon, kemarin.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menggelar simulasi pertama penyuntikan vaksin Covid-19 di halaman Puskesmas Balai Kota, Rabu (23/12/2020). Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar, Daud Achmad mengatakan dari 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan pemerintah pusat, Jabar mendapat alokasi sebanyak 97.080 vaksin. 

Pertama adalah yang dibeli atau diimpor langsung dari sejumlah negara, kedua adalah vaksin yang diproduksi di Biofarma.

"Yang di Biofarma, yang saya jadi relawan itu masih Maret produksi dan keputusannya. Yang impor ini hanya terbatas, maka mayoritas vaksin ini hanya untuk tenaga medis dan profesi terdepan dalam menghadapi Covid-19," katanya.

Distribusi vaksin, katanya, sedang berjalan dan belum ada laporan lanjutan.

Tapi targetnya, diperkirakan minggu ke-3 Januari 2020 penyuntikan vaksin pertama dilakukan kepada Presiden RI.

"Jadi artinya dari tanggal 4 sampai tanggal 20-an itu masih ada 2 minggu lebih untuk menyiapkan prosedur dan lain-lain," katanya.

Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Universitas Padjadjaran, Eddy Fadlyana, mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI rencananya akan mengumumkan hasil riset uji klinis fase III vaksin Covid-19 Sinovac pada 15 Januari 2021."

"Meski demikian, ketua tim riset uji klinis vaksin covid-19 Universitas Padjajaran, Prof. Kusnandi Rusmil, memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang akan dipergunakan dalam waktu dekat ini sudah melalui berbagai tahapan yang diperlukan.

"Selama ini, itu (vaksin) dari aspek keamanan saya katakan cukup baik, tapi dari efektivitas dan imunogenitas itu sedang dalam penelitian, jadi belum selesai."

"Nanti akhir Januari saya akan lakukan interim report kepada Ibu Rektor untuk dilaporkan kepada PT. Bio Farma, di mana selama enam bulan ini uji klinis vaksin berjalan baik dan tidak terjadi apa-apa," ujarnya, kemarin.

BPOM

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito mengingatkan vaksin Covid-19 Sinovac yang sudah didistribusikan ke sejumlah daerah belum boleh disuntikkan karena masih belum mengantongi izin penggunaan darurat atau EUA.

"EUA masih berproses, tapi vaksin sudah diberikan izin khusus untuk didistribusikan karena membutuhkan waktu untuk sampai ke seluruh daerah target di Indonesia," kata Penny.

BPOM, kata dia, akan terus mengevaluasi uji klinis Sinovac di Bandung. Selain itu, BPOM akan terus mengkaji secara seksama berbagai hal terkait vaksin Covid-19, termasuk data dari berbagai negara terkait uji klinis antivirus SARS-CoV-2 tersebut.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan optimistis bahwa vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan selama 15 bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yakni Januari 2021 hingga Maret 2022. Ia mengatakan bahwa keyakinan tersebut karena pemerintah telah memastikan ketersediaan vaksin.

Nadia mengatakan vaksinasi Covid-19 akan dilakukan secara bertahap kepada 181,5 juta warga Indonesia. Vaksinasi akan dilakukan melalui fasilitas kesehatan yang ada di seluruh Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved