Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tempe Ini Duga Ada Permainan Gelap Importir

Diduga permainan importir harga kedelai meroket pasalnya kenaikan kedelai awal tahun ini dinilai sangat merugikan pengrajin tahu tempe

Penulis: Irvan Maulana | Editor: Siti Fatimah
Tribun Jabar/ Kemal Setia Permana
ilustrasi pengrajin tahu tempe 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Diduga permainan importir harga kedelai meroket sepanjang sejarah, pasalnya kenaikan kedelai awal tahun ini dinilai sangat merugikan khusunya bagi para pengrajin tahu dan tempe.

Seperti dikatakan Iip Apriana, salah satu pengrajin tempe di Kabupaten Subang bahwa kenaikan kedelai tersebut merupakan permainan gelap para importir.

Iip juga menjelaskan jika kenaikan harga disinyalir karena para pedagang kedelai tidak tahu harha kedelai dunia, tidak seperti minyak semua orang bisa tahu harga minyak dunia. 

Baca juga: Pengrajin Tahu Tempe di Subang Kembali Produksi, Namun Harga Naik 20 Persen

"Sekarang harga antara 9.500 dan 9.400 Rupiah, biasanya 6.000 paling tinggi 7.000 turun lagi," paparnya sembari mencetak bahan tempe.

Baca juga: Jangan Kaget, Ukuran Tempe dan Tahu di Indramayu Bakal Lebih Mini Lagi, Imbas Harga Kedelai Naik

Iip mengatakan jika harga kedelai tersebut gelap, karena penjual tidak tahu harga kedelai di dunia, masih dijelaskan Iip. Kebanyakan kedelai yang digunakan untuk bahan tempe merupakan kedelai hasil impor dari negeri Paman Sam dan negeri Kangguru.

Baca juga: Produsen Tahu dan Tempe di Indramayu Menjerit, Harga Kedelai Melonjak Tak Bisa Apa-apa

"Kita tahu nya hanya harga kedelai disini pas sampai di gudang, sedangkan kita tidak tahu, di Amerika harganya berapa di Australia berapa." paparnya.

Selanjutnya Iip juga menjelaskan imbas dari kenaikan harga kedelai tersebut berpotensi menghancurkan pasar bagi produsen tempe dan tahu.

Baca juga: VIDEO-Setelah Libur Selama Dua Hari, Pengrajin Tahu dan Tempe di Kota Bandung Kembali Berproduksi

"Pembeli kita masyarakat menengah kebawah, biasanya 10 ribu mereka bisa beli tempe, ikan asin dan sayur. Sekarang mungkin hanya cukup untuk membeli satu pcs tempe. Tentu pembeli memilih belanja kebutuhan lain." katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved