Efikasi Vaksin Corona Sinovac di Setiap Negara Kok Berbeda-beda, Ini Analisisnya
Beberapa negara yang melakukan uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac melaporkan keefektifan yang berbeda-beda.
Akan tetapi orang yang disuntik dengan vaksin Moderna sudah mencapai 30 ribu orang, Pfizer 43 ribu orang, dan AstraZeneca 11.636 orang.
Dibandingkan 1.322 orang di Turki, jumlah sampel di Turki sangat kecil menurut Adam.
Adam melanjutkan hasil di beberapa negara bisa saja berbeda, karena untuk efikasi vaksin banyak faktor yang bisa memengaruhi, misalnya genetik orang di negara tersebut.
Selain pengumuman yang dibuat oleh negara masing-masing yang melakukan uji klinis, ada juga pengumuman oleh produsen vaksin, seperti yang sudah dilakukan oleh Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca.
"Kalau melihat dari pengumuman hasil analisis interim vaksin Covid-19 lain, misalnya Moderna, Pfizer, atau AstraZeneca, biasanya yang memberikan pengumuman adalah produsen vaksinnya dalam bentuk press release dan data bisa jadi akan dikombinasikan dari uji klinis di berbagai negara," katanya lagi.
Oleh karena itu, terkait kemanjuran vaksin, dia meminta masyarakat menunggu rilis resmi dari Sinovac.
"Makanya sebenarnya jauh lebih baik untuk menunggu press release resmi Sinovac untuk efektivitas vaksin ini, karena ada potensi perbedaan hasil di tiap negara. Lebih baik ditunggu saja dan jangan banyak berspekulasi hingga infonya lebih jelas," kata Adam.
Sebelumnya The New York Times juga menyoroti kemanjuran vaksin Sinovac.
Lewat pemberitaannya pada 26 Desember 2020, dikatakan bahwa tingkat kemanjuran 91,25 persen itu didasarkan pada hasil awal dari uji klinis kecil dan tidak ada datanya yang diterbitkan dalam jurnal atau di-posting online.
"Pengumuman itu datang sehari setelah konferensi pers yang ambigu, juga tentang vaksin Sinovac, di Brasil. Pejabat di sana diharapkan memberikan hasil terperinci dari percobaan lain, tetapi hanya melaporkan bahwa vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran lebih dari 50 persen," tulis The New York Times.
Sebanyak 7.371 sukarelawan terlibat dalam uji coba di Turki.
Tapi data kemanjuran hanya didasarkan pada 1.322 peserta, 752 di antaranya mendapat vaksin nyata dan 570 di antaranya menerima plasebo.
Menurut seorang ahli penyakit menular Serhat Unal, 26 dari relawan yang menerima plasebo terinfeksi Covid-19, sementara itu hanya tiga relawan yang divaksinasi yang sakit.
Ia dan rekan-rekannya tidak membagikan data mereka dalam bentuk tertulis.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan pihaknya yakin vaksin itu efektif dan aman bagi orang-orang Turki dengan hasil tersebut.
Tapi Sinovac tidak mengeluarkan pernyataan publik tentang persidangan tersebut, juga tidak mengomentari persidangan di Brasil. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemanjuran Vaksin Sinovac Berbeda di Beberapa Negara, Bagaimana Bisa?"