Ada Virus Baru Mutasi Dari Covid-19, Lebih Bahaya, Ini Kata Ahli Mikrobiologi dan Kadinkes Bandung.
Laporan dari Eijkman Institute beberapa waktu lalu menemukan bahwa virus Corona di Indonesia memiliki strain yang berbeda dengan virus di Wuhan
Penulis: Cipta Permana | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah negara saat ini dihebohkan dengan adanya temuan kasus mutasi baru dari covid-19 yang disebut Strain atau SARS-CoV-2 VUI.
Berdasarkan berbagai informasi yang dihimpun, mutasi virus ini disinyalir lebih berbahaya dari covid-19 yang ada saat ini, bahkan memiliki potensi menular hingga lebih dari 70 persen.
Ahli Mikrobiologi Universitas Padjadjaran Dr. Mira Miranti, M.P., mengatakan, covid-19 termasuk ke dalam kelompok virus RNA.
RNA merupakan salah satu jenis dari asam nukleat yang menjadi ciri bahwa virus dikategorikan sebagai makhluk hidup.
Baca juga: Kebingungan Jadi Gejala Covid-19? Berikut Sejumlah Gejala Lain yang Terkait Varian Baru Virus Corona
Menurutnya, berdasarkan hasil kajian penelitian di beberapa jurnal ilmiah menyebut bahwa kelompok virus RNA mudah mengalami mutasi.
Ketika virus Corona menginfeksi satu tubuh inang, maka RNA-nya akan melakukan replikasi atau berkembang biak.
“Replikasi virus ini tidak ada yang tidak menyebabkan penyakit pada inangnya, karena dia akan mengambil alih sistem kerja sel inang untuk proses reproduksi dia,” ujar Mira saat dihubungi melalui telepon Senin (28/12/2020).
Terkait Covid-19, Mira menyebut bahwa virus Corona sebenarnya sudah sering mengalami mutasi.
Mutasi dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan sel inangnya.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Cirebon Rapid Test Pengendara di Rest Area KM 208 Tol Palikanci
Sejak dari Wuhan, Tiongkok, virus Corona sudah mengalami mutasi sehingga dia mampu bertahan pada rentang suhu 5 – 10 derajat Celcius.
Ketika menyebar ke Iran dan kawasan Timur Tengah, Mira memperkirakan bahwa virus telah mengalami mutasi kembali yang memungkinkan dia tahan terhadap suhu panas.
Virus Corona di Indonesia sendiri sudah mengalami mutasi.
Laporan dari Eijkman Institute beberapa waktu lalu menemukan bahwa virus Corona di Indonesia memiliki strain yang berbeda dengan virus di Wuhan.
“Hanya saja proses mutasinya tidak seperti yang sekarang lagi heboh di Inggris,” ucapnya.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Cirebon Sebar 1.000 Alat Rapid Test ke 20 Pos Kesehatan Natal dan Tahun Baru
Pengajar di Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam ini menyebut, ada kemungkinan proses mutasi di Inggris dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga kemungkinan infeksinya lebih tinggi.