Biaya Rapid Test Antigen Lebih Mahal? Epidemiolog; Pemerintah Sebaiknya Menetapkan Harga untuk Tarif
Pada Rabu (16/12/2020), pemerintah mengeluarkan syarat baru melakukan perjalanan yaitu membawa hasil rapid test antigen.
Ia menyebutkan, rapid test antigen mampu melakukan deteksi terhadap virus.
"Bukan antibodi yang dihasilkan sehingga bisa mendeteksi lebih awal daripada tes antibodi yang di mana baru muncul beberapa hari sampai minggu setelah infeksi," ujar dia.
Baca juga: Masuk Bandung WAJIB RAPID TEST ANTIGEN, Rencana Mulai 18 Desember sampai 8 Januari 2021
Untuk deteksi awal Covid-19, tes antigen dinilai lebih baik dibandingkan tes antibodi.
Rapid test antigen akan mendeteksi keberadaan virus sehingga bisa lebih bagus dan cepat dalam mendeteksi seseorang terkena Covid-19 atau tidak. Sementara, rapid test antibodi secara umum mendeteksi saat pasien menjelang sembuh.
"Antibodi biasanya baru terdeteksi ketika pasien Covid-19 menjelang sembuh atau sudah tidak sakit lagi," kata dia.
Isolasi mandiri
Bayu juga berpesan, jika hasil rapid test antigen positif, maka yang bersangkutan disarankan langsung melakukan isolasi mandiri, dengan tetap menghubungi dinas kesehatan (Dinkes) setempat.
"Jadi kalau periksa mandiri terus positif, isolasi mandiri sambil kontak puskesmas atau Dinkes di daerah tempat tinggal," ujar dia.
Untuk orang tanpa gejala (OTG), lanjut Bayum dapat melakukan isolasi mandiri dengan memastikan menjaga diri dari orang di rumah atau ke tempat lain.
Baca juga: Ternyata Begini Bedanya Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Antibodi dan PCR
"Gejala ringan bisa juga (isolasi mandiri). Tapi, tetap wajib mengabari otoritas kesehatan setempat," kata dia.
Seperti diberitakan Kompas.com, 4 September 2020, rapid test antigen memerlukan spesimen swab orofaring atau swab nasofaring.
Sementara, rapid test antibodi menggunakan sampel darah. Rapid test antigen sering pula disebut swab antigen yang dinilai lebih akurat dibandingkan tes antibodi karena dapat mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.
Pemeriksaannya dapat dilakukan di tempat yang mempunyai fasilitas biosafety cabinet.
Rapid test antigen dapat digunakan untuk mendeteksi kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) pada wilayah yang tak mempunyai fasilitas pemeriksaan Reverse Transcriptase-Polumerase Chain Reaction (RT-PCR).
Namun, tes ini hanya sebagai screening awal yang harus tetap dikonfirmasi dengan tes RT-PCR. Rapid test antigen dikatakan dapat mendeteksi protein virus corona saat virus di tubuh seseorang berada di tingkat paling menular.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Sebaiknya Tetapkan Harga untuk Rapid Test Antigen"