Bayar Serabi Seikhlasnya, Cara Yani Aswi Tetap Bisa Berusaha dan Beramal di Saat Pandemi Covid-19
Situasi pandemi covid-19 yang belum juga berakhir memaksa setiap orang untuk dapat melaksanakan segala bentuk
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi covid-19 yang belum juga berakhir memaksa setiap orang untuk dapat melaksanakan segala bentuk aktivitas kegiatannya dari rumah masing-masing, baik itu bekerja (WFH) belajar (LFH), termasuk berniaga atau berdagang.
Hal ini pula lah yang dilakukan oleh Yani Aswin (61) yang memilih untuk berjualan serabi tradisional khas Bandung di depan tempat tinggalnya, Jalan Bangusrangin Nomor 16, Kecamatan Coblong, guna mengusir kejenuhan dari adanya pembatasan aktivitas, yang diterapkan pemerintah karena situasi pandemi.
Berdasarkan pengamatan Tribun Jabar, lokasi tempat berjualan serabi ini berada di lingkungan perumahan elit, dimana rumah bertingkat dua hingga tiga berderet di sepanjang jalan tersebut.
Sejak pukul 07.00 WIB, Yani yang dibantu oleh dua orang karyawannya mulai menata satu persatu berbagai kebutuhan dan peralatan yang akan digunakannya untuk membuat jajanan kue tradisional khas Bandung tersebut, seperti panci kecil berisi adonan serabi, tiga buah mangkuk dan tungku terbuat dari gerabah, tumpukan kayu bakar serta, sepuluh cangkir kecil lengkap dengan teko dari seng yang berisi teh hangat, di bawah pohon rindang yang ada di depan rumahnya.
Baca juga: Ini Jalur Alternatif ke Pantai Palangpang Ketika Jalur Loji Geopark Ciletuh Tertimbun Longsor

Setelah kayu bakar yang telah disulut api menyala dan membakar tungku gerabah, sambil duduk lesehan dan dengan cekatan Yani dibantu karyawannya mulai menuangkan adonan serabi yang terbuat dari santan kelapa bercampur tepung terigu dan ragi itu ke setiap mangkuk dari tungku-tungku tersebut, dan segera menutupnya setelah menambahkan toping potongan oncom tempe dimasukan.
Seketika aroma campuran santan kelapa dan oncom yang terbakar dari dalam tungku gerabah menyeruak tercium harum dan menggugah selera bagi siapapun yang berada di dekatnya.
Satu per satu kayu bakar pun tampak terus di masukan guna menjaga api dalam tungku tetap menyala.
Setelah matang, dengan cekatan kue tersebut dicukil menggunakan spatula kecil berbahan besi, dan kembali diisi dengan adonan baru setelah sebelumnya mangkuk tungku tersebut diolesi minyak kelapa menggunakan serabut kelapa. Aktivitas itu terus berlanjut hingga pukul 09.00 WIB atau saat seluruh adonan itu habis.
Sepintas tidak ada yang unik atau berbeda dari aktivitas pembuatan serabi tersebut, selain rasa yang ditawarkan yaitu, polos, oncom, dan coklat.
Namun bila di perhatikan lebih seksama, ternyata konsep berjualan yang diterapkan dalam serabi itu berbeda dari berjualan pada umumnya.
Dimana, bukannya mematok harga serabi yang dibeli guna memperoleh keuntungan, tapi Yani menjunjung konsep warung kejujuran dengan bayar seikhlasnya.
Baca juga: SIARAN LANGSUNG Big Match Malam Ini: Liverpool vs Spurs, Juventus vs Atalanta, Barcelona vs Sociedad
Bahkan, yang membuat siapapun heran adalah, setiap ada warga yang tergolong kurang mampu dari sisi ekonomi kemudian melintas di depan jongko dagangnya, perempuan yang sempat menjadi dosen di Unjani tersebut, selalu memanggil dan memberikan bungkusan berisi beberapa buah serabi yang telah matang kepada sosok tersebut secara cuma-cuma yang merupakan caranya beramal di tengah situasi pandemi covid-19.
"Alhamdulillah dengan kemampuan dan kesempatan yang masih di berikan Allah kepada saya, saya memilih cara berbeda untuk dapat bermanfaat bagi orang lain yaitu, berdagang sambil beramal melalui berjualan kue tradisional ini. Dengan konsep jualan subsidi silang atau membayar seikhlasnya bagi pembeli yang berkecukupan, dan memberikan gratis bagi mereka yang kekurangan namun membutuhkan ini (serabi) untuk sarapan," ujarnya saat ditemui disela aktivitasnya, Rabu (16/12/2020).
Melihat konsep berjualannya yang unik, tidak jarang membuat pembeli yang datang merasa kebingungan. Pasalnya, Yani tak mematok harga untuk setiap kue serabinya, tetapi sebagai gantinya ia menyiapkan satu kotak khusus bagi para konsumen untuk membayar.