Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Bandung Raya Sudah 88,9 Persen, Harusnya Hanya 60 Persen
Angka keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit di Bandung Raya sudah mencapai 88,90 persen pada 13 Desember 2020.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Angka keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit di Bandung Raya sudah mencapai 88,90 persen pada 13 Desember 2020.
Padahal, berdasarkan standar WHO, tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit idealnya di bawah 60 persen.
Berdasarkan data Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar, di Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang, terdapat total 1.748 tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Di Daerah Ini 250 Pasien Masuk Daftar Tunggu Ruang Isolasi
Namun, angka keterisiannya terus meningkat setiap harinya sampai 1.567 tempat tidurnya telah terisi.
Berdasarkan tingkat risiko penyakit pasiennya, ruang perawatan pun dibagi dalam beberapa tingkatan. Dari 67 tempat tidur di ICU yang tersedia di Bandung Raya, 63 tempat tidurnya telah terisi. Di IGD, dari 114 tempat tidur, telah terisi 75.
Dari 105 tempat tidur di kategori merah di Bandung Raya, 90 tempat tidurnya telah terisi. Di kategori kuning, dari 880 tempat tidur, sebanyak 833 tempat tidurnya telah terisi. Di kategori hijau, dari 582 tempat tidur yang tersedia, 470 tempat tidurnya sudah terisi.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Sewa Hotel untuk Pasien Covid-19 Tanpa Gejala, Akan Mulai Dihuni Hari Ini
Rumah sakit terbanyak di Bandung Raya yang merawat pasien Covid-19 adalah RS Al Ihsan, dengan kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 sebanyak 116 tempat tidur, tersisa 12.
Di RSUP Hasan Sadikin, dari 87 tempat tidur yang tersedia, bersisa 12. Di RS Advent Bandung, dari 81 tempat tidur, masih bersisa 13.
Secara keseluruhan di Jawa Barat, jumlah rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 sebanyak 308 rumah sakit dengan total 7.308 tempat tidur. Angka keterisiannya mencapai 75,48 persen.
Baca juga: Ajudan Bupati Positif Covid-19, Kantor Bupati Majalengka Lockdown
Dari total 422 tempat tidur di ICU, sebanyak 271 telah terisi. Dari 593 tempat tidur di IGD, 221 tempat tidurnya telah terisi.
Di kategori merah, dari 876 terisi 644, di kategori kuning dari 2.797 terisi 2.357, dan di kategori hijau dari 3.644 terisi 2.515.
Untuk merawat pasien positif Covid-19 tanpa gejala, di Jabar terdapat 2.631 tempat tidur di gedung isolasi.
Sampai 13 Desember, tercatat 1.542 tempat tidurnya telah terisi atau 58,6 persennya.
Gedung tenpat isolasi ini dikelola Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten dan kota.
Pemerintah daerah yang belum memiliki gedung isolasi di luar rumah sakit adalah Kota Sukabumi, Cimahi, Kabupaten Sukabumi, Cirebon, Kuningan, Bandung Barat, Sumedang, dan Majalengka.
Baca juga: Meski Masih Ada Penambahan, Hari ke-8 PSBM Tahap 2, Kasus Covid-19 di Majalengka Menurun
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mematangkan rencana penyiapan 15 gedung tambahan untuk ruang isolasi pasien Covid-19. Jelang akhir tahun, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan semakin menipis.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Senin (14/12), mengikuti telekonferensi bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan bersama para menteri Kabinet Kerja, serta Gubernur DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Kepada Menko, Ridwan Kamil melaporkan strategi dan beberapa opsi lokasi gedung tambahan yang akan dipergunakan untuk isolasi mandiri pasien Covid-19.
Termasuk, kemungkinan ada tambahan lagi dari TNI Angkatan Darat, di antaranya sejumlah pusat pendidikan dan Secapa TNI AD Kota Bandung akan dipinjam-pakai selama satu bulan.
Baca juga: VIDEO-8 Daerah di Jawa Barat Berisiko Tinggi Penyebaran Covid-19, Pemprov Siapkan Tempat Isolasi
Untuk itu, Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar segera menganalisis rasio gedung tambahan dengan ketersediaan tenaga kesehatan.
Menurut Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, jumlah gedung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak seimbang.
“Apabila ada kekurangan SDM, maka akan subsidi silang dengan kota kabupaten yang kasusnya rendah. Jika masih belum cukup juga, Komite Kebijakan Covid-19 Jabar akan meminta bantuan TNI/Polri untuk mengaktifkan tenaga kesehatannya. Apakah bisa di-cover oleh nakes TNI/Polri. Jabar ini luas, jadi ada daerah yang bebannya rendah itu akan kita BKO ke daerah yang bebannya tinggi,” katanya.
Opsi terakhir, kata Kang Emil, yakni mengaktifkan relawan yang telah direkrut dengan kemungkinan besar menambah lebih banyak relawan.
Baca juga: Klaster Pontren Masih Mendominasi Penambahan Kasus Covid-19 di Kota Tasik, Kembali Melonjak
Dengan strategi matang dan berbagai opsinya, Kang Emil yakin semuanya berjalan lancar sehingga rasio keterisian tempat tidur bisa turun.
Meski makin banyak pasien Covid-19, namun tingkat kesembuhan di Jabar per 13 Desember 2020 tetap tinggi yakni 81,98 persen, sementara angka nasional 81,90 persen.
Tingkat kematian 1,6 persen di bawah angka nasional 3,0 persen. Trennya menurun selama 14 hari terakhir.
Dan angka Reproduksi Efektif (Rt) per 9 Desember 2020 di angka 1,61.
Adapun dari data per 7-13 Desember 2020, ada 8 daerah masuk Zona Merah (Risiko Tinggi) yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, dan Kota Cimahi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ilustrasi-covid.jpg)