HARI INI 75 Tahun Lalu, Mengenang Palagan Ambarawa, Ini Jalannya Pertempuran Sengit TKR Vs Sekutu
Palagan Ambarawan tersebut merupakan perang sengit yang terjadi selama empat hari di pertengahan Desember 1945 dan berakhir pada 15 Desember 1945.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika, sebelumnya hari peringatan bersejarah ini disebut sebagai Hari Infanteri.
Peringatan Hari Juang Kartika bukan tanpa alasan, ada sebuah peristiwa bersejarah dan penting bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 15 Desember ini.
Peristiwa yang terjadi 74 tahun silam tersebut terjadi di Kota Ambarawa. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Palagan Ambarawa.
Dilansir Kompas.com dari Harian Kompas, Palagan Ambarawan tersebut merupakan perang sengit yang terjadi selama empat hari di pertengahan Desember 1945 dan berakhir pada 15 Desember 1945.
Sejarah Pertempuran Ambarawa
Dikutip dari Harian Kompas, 15 Juli 1965, pertempuran di Ambarawa sebagaimana tertulis dalam naskah Palagan Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945.
Peristiwa ini terjadi karena perebutan air antara pihak Sekutu dan Indonesia di Desa Ngampon.
Sementara, melansir Harian Kompas, 15 Desember 1987, kejadian yang membuat Indonesia marah berawal saat Belanda memasang benderanya di Ambarawa.

Insiden tersebut menjadi awal dari peristiwa yang meluas dan menjadi insiden senjata.
Konflik ini memanas dan berubah menjadi sebuah perang atau pertempuran antara 1 batalyon TKR (Tentara Keamanan Rakyat) beserta para pemuda pejuang Angkara Muda dengan para pasukan Sekutu.
Baca juga: Viral Video Dinosaurus Triceratops Diturunkan dari Truk, Bikin Orang Terguling, Begini Faktanya!
Sementara menurut buku Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan pada siswa kelas IX, Peristiwa tersebut berawal dari tentara sekutu yang datang ke Semarang pada 20 Oktober 1945.
Kedatangan tentara sekutu tersebur bertujuan untuk melucuti senjata tentara Jepang dan mengurus tawanan perang tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah.
Sayangnya, tanpa sepengetahuan pihak Indonesia, tentara Sekutu ternyata telah membawa tentara NICA. Para tawanan yang dibebaskan pun malah dipersenjatai sehingga memantik kemarahan pihak Indonesia.
Ini menjadi awal insiden yang meluas menjadi sebuah pertempuran terbuka di dua tempat, Magelang dan Ambarawa.
Tentara Sekutu berusaha menduduki dua desa di Ambarawa, namun pasukan Indonesia dipimin Letkol Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, pun tak tinggal diam dan berupaya membebaskan dua desa tersebut.