Soal Potensi Tsunami di Pantai Selatan Jawa, BMKG Ajak Warga Persiapkan Diri dari Hal Terkecil

Masih ingat dengan kajian potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa yang dikeluarkan oleh Institut Teknologi Bandung

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ichsan
Image by Elias Sch. from Pixabay
Ilustrasi gelombang tsunami. 

Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Masih ingat dengan kajian potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa yang dikeluarkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sempat menghebohkan masyarakat, termasuk warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Hasil kajian itu sempat membuat warga panik dan enggan datang ke pantai karena takut tsunami.

Menurut Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya, kajian itu bagus, serta BMKG juga terlibat dalam kajian tersebut.

Tony mengatakan, dengan adanya kajian tersebut membuat kesadaran masyarakat meningkat akan potensi tsunami.

Baca juga: Pabrik Sepatu jadi Klaster Baru Covid-19 di Leles Kabupaten Garut, Sudah 40 Orang Positif

"Jadi memang itu penelitian yang bagus dari ITB ya, BMKG juga terlibat dalam penelitian tersebut, itu membuat kesadaran pada kita bahwa kita ini memiliki sumber potensi tsunami di pesisir selatan pulau Jawa ini, termasuk Jawa Barat," ujarnya di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Senin (14/12/2020).

Kendati demikian, pihaknya mengajak warga untuk mempersiapkan diri mulai dari hal kecil, yaitu dengan memberikan pengetahuan kepada keluarga, anak-anak tentang ancaman tsunami dan cara evakuasi.

"Dengan kita mengetahui ancaman tadi kita mempersiapkan diri, kesiapsiagaan, mulai dari hal yang kecil, misalnya keluarga kita, anal-anak didik SD, SMP, SMA, para mahasiswa itu diberi pengetahuan bahwa kita ini memiliki ancaman tsunami," jelasnya.

"Setelah kita mengetahui ada ancaman tadi, kita melakukan langkah-langkah pengurangan risiko, salah satunya dengan seperti saat ini meningkatkan kapasitas dengan pelatihan, sosialisasi juga edukasi cara-cara apa yang harus dilakukan untuk antisipasi kalau terjadi tsunami," terangnya.

Baca juga: Kadishub Kabupaten Cirebon Optimis Pemberlakuan One Way di Dua Ruas Jalan Sumber Berdampak Positif

Selain melakukan edukasi, juga dilakukan pemasangan alat peringatan dini oleh intansi terkait, termasuk BMKG. Tak hanya itu, ia mengatakan sosialisasi tentang jalur evakuasi juga penting disampaikan kepada masyarakat.

"Kemudian juga melakukan kerentanan, memasang namanya alat untuk peringatan dini tsunami misalnya, terus kita memetakan jalur evakuasi, memasang rambu atau petunjuk, arah kemana kalau ada tsunami masyarakat harus mengevakuasi atau menjauhi pantai," ucapnya.

"Hal-hal tadi juga dilakukan di negara lain, bahkan negara yang ancaman tsunaminya lebih tinggi dari Indonesia, contohnya Jepang. Jepang itu ancaman tsunaminya besar berkali-kali lipat dari Indonesia. Jadi penelitian ini bukan membuat kita takut, tapi kita memeprsiapkan diri," ujarnya.

Baca juga: Runtuhnya Dominasi Partai Golkar Selama 20 Tahun di Indramayu, Disebut Soal Pengkhianatan

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved