Untuk Bantu Ekonomi Lokal, Dedi Mulyadi Sarankan Semua Bantuan Berbentuk Uang Tunai

Dedi mengatakan, jika satu kecamatan mendapat bantun domba atau sapi dalam bentuk uang tunai, maka pasar di kecamatan itu akan hidup.

istimewa
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat menyapa para nelayan dalam kunjungan kerja di Bangka, Jumat (27/11/2020). 

TRIBUNJABAR.ID - Agar ekonomi masyarakat di tempat sasaran bantuan dan program pembangunan ikut terdongkrak, Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi meminta pemerintah untuk mengubah setiap bantuan dan program pembangunan dalam bentuk uang tunai.

Dirinya mengambil contoh bantuan peternakan untuk kelompok tani. Dedi menyarankan agar bantuan diserahkan dalamn bentuk tunai agar nantinya kelompok tani dapat membeli ternak dari pasar di sekitarnya.

Dilansir dari Kompas.com, sementara pemerintah hanya memberikan arahan dan petunjuk teknis serta standardisasi ternak yang harus dibeli. Jadi pemerintah tidak ikut terlibat dalam pengadaan ternak.

"Misalnya bantun ternak. Ngapain harus ada pengadaan ternak. Sudah aja kelompok mana yang diberi, kemudian dikasih standardisasi. Misalnya sapi itu tingginya harus sekian, berat badannya sekian. Nanti tinggal dicek, rakyat kecil itu kan takut (melanggar)," kata Dedi, Selasa (8/12/2020).

Dedi mengatakan, jika satu kecamatan mendapat bantun domba atau sapi dalam bentuk uang tunai, maka pasar di kecamatan itu akan hidup.

Lain halnya jika bantuan itu diberikan dalam bentuk fisik ternak melalui pengadaan atau tersentralisasi. Petani atau pasar ternak di sekitarnya jadi sepi. Selain itu, terkadang ternak dari satu daerah tidak cocok ketika ditempatkan di daerah lain.

"Kemudian ternak dikirim dari lokasi lain, kemudian rumputnya tidak cocok. Akhirnya mati ternak itu," kata Dedi.

Dedi mengatakan, bantuan dalam bentuk uang tunai itu juga bisa diterapkan dalam program bantuan perahu untuk nelayan.

Dedi mengatakan, bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sering kali tersentral dan rata-rata dibuat dalam bentuk perahu fiber yang merupakan pabrikan. Kemudian perahu itu dikirim ke daerah pelosok.

Baca juga: H-1 Pilkada Indramayu 2020, Seluruh Logistik Mulai Bergeser ke KPPS

"Kadang setelah sampai perahu itu tak dipakai karena tidak cocok dengan karakter lingkungan masyarakat dan tidak nyaman," katanya.

Lain halnya jika bantuan tersebut dalam bentuk uang tunai. Jika nelayan nyaman menggunakan perahu dari kayu, sementara di lokasi itu ada pabrik atau perajin perahu dari kayu, tinggal beli saja di sana. Sehingga bantuan tersebut tidak hanya memberi manfaat kepada penerimanya, tetapi juga ke masyarakat sekitar.

Sementara pemerintah tinggal memberikan petunjuk tentang spesifikasi dan standardisasinya. Menurut Dedi, soal itu sebenarnya adalah tugas inti dari pemerintah. Kata dia, tugas dari pemrintah itu adalah membuat regulasi, yaitu memberi panduan, standardisasi dan keselamatan.

"Kan tugas pemerintah teh itu. Mengadvokasi, memberi saran dan rekomendasi untuk meningkatkan ekonomi. Kalau pemrintah kerja hanya tunjuk orang yang sudah punya kualifikasi, siapa pun bisa dong, tak usah sekolah tinggi-tinggi. Kan tugas pemerintah itu mikir," kata Dedi.

"Pemerintah itu banyak yang harus diurus, jangan segala diurus. Tinggal diawasi saja alokasi bantuan itu. Apa susahnya," lanjut Dedi.

Baca juga: Nita Thalia Sudah Tahu Nurdin Pria Beristri, Kenapa Sudi Jadi Istri Kedua? Nikah saat Baru Lulus SMA

Program pembangunan

Halaman
12
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved