CUACA Ekstrem Hari Pertama, Indramayu Langsung Digenangi Banjir, Menara Masjid Roboh, Ini Kata BMKG

Hari pertama dilanda cuaca ekstrem, kawasan Indramayu langsung merasakan dampaknya, mulai dari banjir hingga menara masjid roboh.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Dedy Herdiana
Kolase Tribunjabar.id
Hari pertama dilanda cuaca ekstrem, kawasan Indramayu langsung merasakan dampaknya, mulai dari banjir hingga bangunan menara masjid roboh, Minggu (6/12/2020). (Foto: Tribuncirebon.com/ Handhika Rahman) 

Imbasnya pada siang tadi tiba-tiba saja ada menara yang roboh.

Mobil Polisi Ringsek, Tertimpa Reruntuhan Menara Setinggi 100 Meter di Masjid Islamic Center Indramayu
Mobil Polisi Ringsek, Tertimpa Reruntuhan Menara Setinggi 100 Meter di Masjid Islamic Center Indramayu (tribunjabar/handika rahman)

Muzaki mengatakan, tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut. Robohnya menara hanya menimpa sebuah mobil yang terparkir di bawahnya.

"Cuma menimpa mobil 1, gak ada korban waktu itu lagi gak ada orang," ujar dia.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang akan melanda dalam sepekan mendatang.

Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Kertajati Majalengka, Ahmad Faa Iziyn mengatakan, cuaca buruk itu diprediksi mulai melanda dari tanggal 6-11 Desember 2020.

Hasil analisis terkini BMKG, menunjukkan bahwa terdapat potensi peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan diatas wilayah Indonesia.

"Kecepatan angin maksimum bisa mencapai 32 Knot atau 59 km/jam," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (7/12/2020).

Ahmad Faa Iziyn menyampaikan, kondisi cuaca buruk ini pula yang menyebabkan terjadinya kerusakan di beberapa daerah, seperti yang terjadi di Kabupaten Indramayu, dan wilayah-wilayah lainnya.

Di Kabupaten Indramayu sendiri diketahui, sejumlah wilayah mengalami banjir, pohon tumbang, hingga robohnya salah satu dari empat menara di Masjid Islamic Center Indramayu.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, disampaikan Ahmad Faa Iziyn, cuaca eksrem akibat peningkatan potensi pertumbuhan awan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Baca juga: Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Italia, AC Milan di Puncak, Inter Milan dan Juventus Menguntit

Baca juga: Hasil Liga Inggris - Liverpool Jaga Jarak dengan Tottenham Hotspur, Menang Telak Atas Wolves

Yakni, kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil, aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia.

Lanjut Ahmad Faa Iziyn, adanya pusaran angin (sirkulasi siklonik) yang terpantai di beberapa tempat yang dapat mendorong terbentuknya daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi).

"Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah," ujar dia.

Wilayah-wilayah yang berpotensi terjadi cuaca eksrem itu meliputi, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah.

DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es, dan lain-lain.

"Dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved