Ubah Laku
Dihantam Pandemi Covid-19, Omzet Pedagang Pasar di Cimahi Melorot, Bertahan untuk Mencari Makan
Itulah kondisi Pasar Antri setelah sembilan bulan dihajar Pandemi Covid-19. Para pedagang mencoba bertahan dengan tetap berjualan, walau omzet jauh
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
“Ya enggak ada stimulus apapun dari pemerintah, dibiarkan begitu saja. Dikiranya kami baik-baik saja, padahal berdarah-darah untuk bisa tetap berjualan di sini,: kata Ence.
Ence sendiri mengaku ia masih bisa bertahan karena punya pelanggan dari rumah sakit. Ia rutin mengirim sayuran ke dapur rumah sakit umum daerah Cibabat.
“Walau volumenya juga menurun sejak Covid, tapi setidaknya ada yang jadi pegangan, jadi andalan saya saat penjualan di pasar ini benar-benar ambruk,” kata Ence.
Ia berharap pemerintah benar-benar memperhatikan pedagang di pasar tradisional saat ini. Menurut Ence, tidak semua pedagang mampu memanfaatkan teknologi dengan berjualan di online. Banyak keterbatasan seperti yang dialaminya, terkait pemanfaatkan teknologi.
Karena itu, jalan yang paling mudah adalah mendatangkan kembali pembeli ke pasar Antri. Pihaknya pun siap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk menjaga agar tidak terjadi penularan dan penyebaran Covid-19.
“Ada beberapa kios yang tutup karena tak kuat menanggung cicilan utang. Kami yang masih ada di sini ya bertahan sebisanya, setidaknya untuk memberi makan keluarga. Mudah-mudahan pandemi ini bisa segera selesai,” kata Ence.
Keterpurukan itu bertambah dengan kehadiran pedagang-pedagang yang berjualan di bagian belakang Pasar Antri. Mereka kata Ence, seolah mencegat calon pembeli yang tadinya akan masuk ke pasar. Karena barang yang dijajakan juga sama, banyak pembeli yang akhir beli di luar.
“Hal seperti ini juga harus diperhatikan oleh pemerintah, supaya pedagang di pasar tradisional tidak semakin terpuruk,” kata Ence. (*)