Bahasa Sunda

Kepala Badan Bahasa Yakin Bahasa Sunda akan Tetap Hidup Hingga 100 Tahun Mendatang, Ini Alasannya

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Prof. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. yakin bahasa Sunda akan tetap hidup hingga 100 tahun mendatang.

Penulis: Hermawan Aksan | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Kepala Badan Bahasa Prof. Endang Aminudin Aziz (kedua dari kiri) menyampaikan sambutan pada acara Diskusi Kelompok Terpumpun di Grand Hotel Preanger, Selasa (24/11/2020). Endang Aminudin yakin bahasa Sunda akan tetap hidup hingga 100 tahun mendatang. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Prof. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. yakin bahasa Sunda akan tetap hidup hingga 100 tahun mendatang.

Endang Aminudin Aziz mengatakan hal itu dalam wawancara dengan Tribun Jabar seusai acara Diskusi Kelompok Terpumpun "Mencari Format Ideal untuk Pelestarian Bahasa dan Sastra Sunda".

Acara diskusi itu diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, berlangsung di Grand Hotel Preanger, Kota Bandung, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Daftar Kesalahan Dua Pemain yang Didepak dari TC Timnas, dari Pulang Pagi Sampai Terlambat Latihan

Endang Aminudin mendasarkan keyakinannya pada dua perspektif, yakni teori dan praktik.

Secara teoretis, kata Endang Aminudin, sebuah bahasa akan tetap langgeng manakala ada penutur yang masih hidup sebagai pemakai bahasa itu.

"Hal itu terkait dengan vitalitas bahasa. Dalam hal vitalitas ini, bahasa Sunda termasuk masih kuat. Kuatnya itu akan bertahan entah sampai berapa generasi," kata Endang Aminudin, yang juga Guru Besar Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.

Menurut lelaki kelahiran Ciamis, 16 November 1967, ini, kalau satu generasi itu berarti 25 tahun, bahasa Sunda akan bertahan setidaknya empat generasi dan itu berarti seratus tahun.

Secara praktik, kata Endang Aminudin, di Jawa Barat ini praktik-praktik pengajaran bahasa Sunda masih berlangsung dan komunitas-komunitas Sunda masih ada.

"Praktik-praktik ini, jika masih berjalan, akan menjadi media yang kuat untuk pemertahanan bahasa," ujar Endang Aminudin.

Baca juga: Muncul Klaster Pesantren, Satgas Indramayu Siagakan Petugas, Aktivitas Pondok Dihentikan Sementara

Salah satu persoalan yang akan mengancam bertahannya bahasa Sunda, kata Endang Aminudin, berdasarkan penelitian dia, orang-orang Sunda tidak menjadikan bahasa Sunda sebagai identitas paling utama.

"Sebagai contoh, kalau orang Sunda nyaba ke Jakarta, baru seminggu, pulang-pulang sudah Babatawian (berbicara bahasa Jakarta). Inilah yang menjadi ancaman utama," kata Endang Aminudin.

Endang Aminudin membandingkannya dengan orang Jawa, yang selalu mempertahankan bahasanya di mana pun berada.

Salah satu sisi optimisme bahwa bahasa Sunda akan bertahan hingga 100 tahun, Endang Aminudin mencontohkan bahwa satu abad lebih yang lalu, tepatnya pada 1907, Mohamad Musa pernah mengatakan bahwa bahasa Sunda saat itu sudah hancur.

"Tapi ternyata sekarang bahasa Sunda masih tetap hidup," katanya.

Bahasa Sunda, kata Endang Aminudin, memang harus sejalan dengan perkembangan. Akan terjadi penambahan kosakata dan mungkin saja akan terjadi perubahan tata bahasa.

Baca juga: Kata-kata Bijak Hari Guru Nasional 2020, Ucapan Hari Guru Menyentuh untuk Update di Media Sosial

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved