Emil Beberkan Kronologi Kejadian di Megamendung, Menyayangkan Sampai Pengaruhi Jabatan Kapolda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membeberkan kronologis acara peringatan Maulid Nabi yang dihadiri ribuan orang di Megamendung
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membeberkan kronologis acara peringatan Maulid Nabi yang dihadiri ribuan orang di Megamendung, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu. Kegiatan yang diikuti oleh para simpatisan Habib Rizieq Shihab ini memang tidak mendapat izin.
Bupati dan Pemerintah Kabupaten Bogor, katanya, sudah melakukan hal yang benar, yaitu tidak memberikan izin penyelenggaraan acara tersebut. Bahkan aparat melalui Kodim sudah melobi penyelenggara pada malam harinya untuk mengimbau, agar acara dibatasi, sehingga sesuai protokol kesehatan.
"Jadi kerja-kerja edukasi persuasif itu sudah dilakukan, namun keesokan harinya, karena suasana terjadi euforia-euforia seperti halnya demonstrasi yang kadang-kadang jumlah besar itu terjadi, ada dua pilihan dalam menegakkannya, yaitu secara represif atau melakukan pendekatan humanis dengan mengawal memantau. Jangan sampai ada hal-hal yang merugikan secara publik," kata Gubernur yang akrab disapa Emil ini di Makodam II Siliwangi, Selasa (17/11/2020).
Baca juga: VIDEO-Ngebet Pakai Baju Bermerek, 2 Cewek Kakak Beradik Tipu Pedagang Pakai Bukti Transferan Palsu
Kondisi di lapangan itulah, katanya, dengan kondisi massa yang sudah begitu besar, maka kepolisian dan aparat mengambil keputusan humanis, yaitu mengimbau sambil mengawal massa. Walaupun keputusan ini akhirnya memberikan konsekuensi dan dinamika di Kepolisian, Irjen Pol Rudy Sufahriadi dirotaasi dari jabatannya sebagai Kapolda Jabar.
"Di mana sahabat kami, Pak Kapolda, terjadi pergeseran. Beliau adalah orang baik, beliau adalah pejuang Covid-19 bersama kami, bahkan dengan patriotismenya menjadi relawan vaksin, paham betul dari awal sampai akhir. Tapi apapun itu, kami bisa memahami dan mendoakan beliau mendapatkan kemudahan urusan-urusan di jabatan baru dan tentunya tetap mengawal Jawa Barat melalui cara-cara yang baru," katanya.
Dengan kejadian ini, dirinya mengimbau kepada masyarakat, khususnya pemimpin-pemimpin ormas, komunitas, dan golongan, untuk paham bahwa pencegahan Covid-19 harus dilakukan bersama dengan partisipasi publik, tidak bisa mengandalkan aparat saja.
Emil mengatakan dirinya ingin menyampaikan kepada semua pihak, kepada semua ormas keagamaan, termasuk FPI yang kemarin menggelar acara di Megamendung, bahwa keberhasilan mengendalikan Covid-19 ini hanya bisa terjadi kalau ada ketaatan melakukan produktivitas kegiatan tapi tetap menegakkan protokol kesehatan.
Baca juga: Pemkab Kabupaten Sukabumi Usulkan Kenaikan UMK 2021 pada Gubernur Jawa Barat
"Jangan sampai mengabaikan ini dan mendapati ada korban. Korban ini bisa orang menjadi sakit, masyarakat terganggu lalu lintas, atau tadi ada jabatan publik dari orang-orang yang luar biasa terkorbankan karena sikap kita yang kurang memahami," katanya.
"Dalam situasi hari ini, semua orang stress, orang marah-marah, capek. Mari, kalau menyalahkan mah gampang. Yang dibutuhkan itu adalah saling menyemangati, berikan energi positif, memberikan rasa tentram, memberikan statement yang menyejukkan, memberikan harapan kebaikan. Semua kalau main tunjuk tunjuk tangan juga itu adalah hal yang paling mudah. Tapi kami tidak akan melakukan itu. Semua tanggung jawab karenanya saya akhiri kalau memang itu resikonya, ya saya yang menghaturkan permohonan maaf," katanya.
Namun demikian, Emil menghargai keputusan institusi Polri yang tak lagi menugaskan Irjen Rudy Sufahradi Novianto sebagai Kapolda Jawa Barat. Pola penanganan pandemi Covid-19 tidak akan terganggu dan memastikan pejabat baru bisa segera beradaptasi.
“Pertama kita harus saling menghormati pertimbangan-pertimbangan institusi masing-masing. Saya tidak bisa memberikan penilaian, saya kira itu sesuai dengan situasi yang terjadi di hari ini. Saya hormati institusi kepolisian,” katanya.
Emil mengakui bahwa sosok Rudy Sufahriadi akan dikenang karena sejak awal pandemi ikut membantu penanganan pandemi Covid-19 yang diwarnai beragam dinamika dalam perjalanannya. Bahkan, ia terkesan saat Rudy memutuskan ikut menjadi relawan uji klinis calon vaksin Covid-19.
Meski demikian, Emil menegaskan bahwa penanganan Covid-19 tidak akan terganggu. Semua sistem sudah terbentuk dengan baik karena tidak bergantung pada individu.
“Kami tidak mengandalkan figur orang-orang karena kami ini membangun sistem dengan lima prinsip, yaitu proaktif transparan, ilmiah, inovatif, dan kolaboratif. Jadi, kalau saya ada kendala, ada yang bisa menggantikan (dari berbagai institusi),” katanya.