Raudya Salshadila Wisudawati Cantik Raih Nilai Terbaik di Unpas, Ungkap Rasa Senang & soal Sedihnya
Sabtu (14/11/2020) tampaknya menjadi momentum bersejarah dan tidak akan pernah terlupakan bagi Raudya Salshadila, peserta wisuda Universitas Pasundan
Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
Raudya pun mengaku target selanjutnya setelah lulus wisuda Program Sarjana ini, dirinya memiliki keinginan untuk dapat segera memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan minat bakat dan ketertarikan dirinya pada dunia Ilmu Komunikasi.
Meski demikian dirinya pun tidak menampik adanya keinginan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
"Sebenernya masih belum tahu sih kedepan mau seperti apa, tapi yang pasti pingin cepet dapet kerja seusai bidang keilmuan saya di Komunikasi, malahan kalau bisa kerja sambil barengan lanjut kuliah S2 gitu," katanya.
Sementara itu Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf mengaku bangga dengan capaian prestasi dari para wisudawan terbaik gelombang I, sebab meski berada dalam situasi sulit, karena dampak pandemi covid-19, tidak menyurutkan niat dan semangat mereka untuk dapat terus melakukan yang terbaik.
"Tentunya kami bangga dan mengapresiasi selamat atas apa yang telah dicapai oleh para lulusan terbaik di wisuda kali ini. Apalagi jumlah peserta wisuda dari hari ini mencapai hingga 558 lulusan," ujarnya.
Prof. Eddy pun menambahkan bahwa, gelaran wisuda secara secara daring ini menjadi pertama, sejak 60 tahun Unpas berdiri pasa 14 November 1960.
“Prosesi wisuda bukanlah purna tugas atau berhenti belajar melainkan sebuah titik tolak pengembangan diri, termasuk ilmu yang sudah didapatkan di Unpas yang harus dilanjutkan dalam bermasyarakat, dan bisa mengatasi tantangan dan perubahan jaman,” ucapnya.
Di tengah pandemi Covid 19 lanjut Prof Eddy, lulusan Unpas dituntut untuk beradaptasi, responsif dan lincah agar bisa bertahan dan berkontribusi untuk lingkungannya.
“Covid 19 telah banyak mengubah kehidupan, di mana dunia dipaksa mengalami kondisi normal baru, aktivitas keseharian tatap muka, diganti dengan mediasi teknologi, belajar-mengajar yang biasanya dilaksanakan di ruang kelas pun diganti dengan daring begitu juga dengan wisuda yang seharusnya tatap muka, yang saat ini dilaksanakan secara daring. Tapi semoga tidak mengurangi kekhidmatan dari prestasi dan pencapaian keilmuan baik untuk tingkat sarjana, magister maupun doktor,” katanya (Cipta Permana).