Mengapa Joe Biden Menang dan Donald Trump Tumbang dalam Pilpres AS, Begini Analisisnya

Pasangan Joe Biden dan Kamala Harris memenangi Pilpres AS tahun 2020. Setelah hampir 50 tahun

Editor: Ichsan
kolase tribunnewa dari instagram
Donald Trump dan Joe Biden 

Demokrat sukses menjadikan pemilihan ini referendum untuk Trump, bukan pilihan biner antara kedua kandidat.

Pesan kemenangan Biden sederhana saja: Ia "bukan Trump". Komentar umum dari Demokrat ialah kemenangan Biden berarti rakyat Amerika bisa rehat dari memikirkan politik selama berminggu-minggu. Itu dimaksudkan sebagai kelakar, tapi ada benarnya juga.

4. Tetap di tengah

Selama kampanye untuk menjadi kandidat Demokrat, Biden bersaing dengan kandidat-kandidat 'kiri' seperti Bernie Sandres dan Elizabeth Warren, keduanya menjalankan kampanye yang didukung dengan dana dan organisasi yang baik dan menarik perhatian banyak orang.

Kendati mendapat tekanan dari sisi liberal, Biden tetap mengambil posisi tengah, menolak untuk mendukung gagasan jaminan kesehatan nasional, kuliah gratis, atau pajak kekayaan.

Ini memungkinkan ia untuk memaksimalkan daya tarik untuk kelompok moderat dan pendukung Republik yang tidak puas selama kampanye pemilu.

Strategi ini tercermin dalam keputusan Biden memilih Kamala Harris sebagai cawapres, padahal sebenarnya ia bisa memilih sosok yang lebih didukung oleh sayap kiri partai.

Isu di mana posisi Biden lebih dekat dengan Sanders dan Warren ialah isu lingkungan dan perubahan iklim - barangkali memperhitungkan bahwa keuntungan yang didapat dari menarik simpati pemilih muda sepadan dengan risiko mengalienasi para pemilih di negara bagian kunci yang bergantung pada energi fosil. Tapi ini satu pengecualian yang membuktikan keseluruhannya.

"Bukan rahasia bahwa kami kritis terhadap rencana dan komitmen Biden ketika ia menjabat wakil presiden," kata Varshini Prakash, pendiri kelompok aktivis lingkungan Sunrise Movement pada Juli lalu.

"Ia merespons banyak kritik itu; secara besar-besaran meningkatkan skala dan urgensi investasi, menjabarkan detail langkah-langkahnya untuk mencapai keadilan lingkungan dan menciptakan pekerjaan serikat yang baik, serta menjanjikan tindakan segera."

Trump bakal diceraikan?

Kalah di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kabarnya akan diceraikan istri muda Melania Trump.

Seorang mantan pejabat Gedung Putih mengeklaim bahwa Melania yang saat ini masih berstatus Ibu Negara Amerika Serikat berencana mengakhiri "pernikahan transaksional"-nya selama 15 tahun dengan Presiden AS Donald Trump.

Melansir Daily Mail, Melania menghitung setiap menitnya sampai dia berhasil keluar dari Gedung Putih dan bercerai dengan Trump.

Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih untuk Hubungan Publik, Omarosa Manigault Newman mengatakan bahwa alasan Melania enggan pergi selama Trump menjabat karena Trump dapat menemukan cara untuk bisa 'menghukumnya'.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved