Mengapa Joe Biden Menang dan Donald Trump Tumbang dalam Pilpres AS, Begini Analisisnya
Pasangan Joe Biden dan Kamala Harris memenangi Pilpres AS tahun 2020. Setelah hampir 50 tahun
Jajak pendapat menunjukkan masyarakat lebih percaya Biden daripada Trump dalam hal penanganan Covid-19.
Barangkali alasan terbesar Biden memenangkan kursi kepresidenan adalah satu hal yang sepenuhnya di luar kendalinya.
Pandemi virus corona, selain merenggut lebih dari 230.000 nyawa, juga telah mengubah kehidupan dan politik Amerika pada tahun 2020.
Dan pada hari-hari terakhir kampanye pemilu, Donald Trump sepertinya juga mengakui hal tersebut.
"Dengan beredarnya berita palsu, semuanya adalah Covid, Covid, Covid, Covid," kata presiden pada pawai pekan lalu di Wisconsin, tempat kasus Covid-19 telah melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Bagaimanapun, fokus media pada Covid lebih merupakan cerminan daripada pendorong kekhawatiran publik tentang pandemi - terlihat dalam hasil jajak pendapat tentang penanganan krisis yang tidak menguntungkan sang presiden.
Sebuah jajak pendapat bulan lalu oleh Pew Research menunjukkan Biden mendapat 17 poin persentase lebih unggul dari Trump dalam hal kepercayaan atas cara mereka menangani wabah Covid.
Pandemi, dan kemerosotan ekonomi yang menyusulnya, membuat Trump harus melepas pesan kampanye pilihannya tentang pertumbuhan dan kemakmuran.
Ia juga menyoroti kekhawatiran banyak rakyat Amerika atas kepresidenannya, atas kurangnya fokus, kecenderungan untuk mempertanyakan sains, kesembronoan dalam menangani kebijakan-kebijakan besar maupun kecil, dan prioritas untuk politik partisan.
Pandemi telah mengikis kepopuleran Trump, yang menurut Gallup, turun menjadi 38% pada satu titik di musim panas - hal yang dimanfaatkan oleh tim kampanye Biden.
3. Pokoknya jangan Trump
Sepekan sebelum hari pemilihan, kampanye Biden menayangkan iklan televisi terakhirnya dengan pesan yang serupa dengan yang ditawarkan pada awal kampanyenya tahun lalu, dan pidato pencalonannya pada bulan Agustus.
Pemilihan ini adalah "pertarungan untuk jiwa Amerika", ujarnya, dan kesempatan bagi bangsa untuk meninggalkan hal yang ia gambarkan sebagai keterpecah-belahan dan kekacauan dalam empat tahun terakhir.
Namun di balik slogan tersebut ada hitung-hitungan sederhana. Biden mempertaruhkan keberuntungan politiknya pada anggapan bahwa Trump terlalu mempolarisasi dan meledak-ledak, dan apa yang dibutuhkan Amerika ialah kepemimpinan yang lebih tenang dan stabil.
"Pokoknya saya lelah dengan sikap Trump sebagai pribadi," kata Thierry Adams, warga asli Prancis yang setelah 18 tahun tinggal di Florida memberikan suara untuk pertama kali dalam pemilihan presiden di Miami pekan lalu.