Terdampak Pandemi Covid-19, Pengangguran di Jabar Naik Jadi 10,46 Persen
Pengangguran di Jabar naik 10,46 persen di bulan Agustus tahun ini karena dampak pandemi corona.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Terpengaruh pandemi Covid-19, angka pengangguran di Provinsi Jawa Barat pun meningkat pada tahun ini.
Hal tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat yang dirilis, Kamis (5/11/2020).
Kepala BPS Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan dalam data yang dirilis tersebut, dalam setahun terakhir, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jawa Barat naik, menjadi 10,46 persen pada Agustus 2020 dari 8,04 persen pada tahun sebelumnya.
"Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 18,75 persen," katanya.
Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 tercarat sebanyak 24,21 juta orang, naik 0,22 juta orang dibanding Agustus 2019.
Sementara itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan sebesar 0,46 persen poin dari 64,99 persen pada Agustus 2019 menjadi 64,53 persen pada Agustus 2020.
Penduduk yang bekerja sebanyak 21,68 juta orang, berkurang 0,38 juta orang dari Agustus 2019.
Lapangan usaha yang mengalami penurunan terlihat dari jumlah penduduk yang bekerja terutama pada Sektor Industri Pengolahan sebanyak 0,63 juta orang, Konstruksi sebanyak 0,14 juta orang, serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebanyak 0,08 juta orang.
Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan utamanya pada Sektor Pertanian sebanyak 0,72 juta orang serta Transportasi dan Pergudangan sebanyak 0,02 juta orang.
Sebanyak 12,05 juta orang (55,59 persen) bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir (Agustus 2019-Agustus 2020), pekerja informal naik hingga 5,39 persen poin dari Agustus 2019 yang besarnya 50,20 persen.
Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur naik sebesar 4,79 persen poin, dan persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 4,82 persen poin.
Data tersebut pun menyebutkan terdapat 6,36 juta orang yang terdampak Covid-19 atau 16,96 persen.
Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (0,70 juta orang), BAK (Bukan Angkatan Kerja) karena Covid-19 (0,16 juta orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (0,40 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami
pengurangan jam kerja karena Covid-19 (5,10 juta orang).
Dyah menuturkan, presentase angka pengangguran di Jabar dibandingkan jumlah angkatan kerja pada 2019 sebenarnya sempat turun.
Pada 2018 angkanya mencapai 8,23 persen, kemudian berkurang menjadi 8,04 persen.
Namun dengan adanya pandemi Covid-19, angka pengangguran di perkotaan dan pedesaan meningkat tajam hingga 10,46 persen.
Dibandingkan dengan setahun yang lalu, katanya, TPT Perkotaan mengalami kenaikan 2,98 persen poin.
BPS juga mencatat dari jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jabar mayoritas masih berupa lulusan dari sekolah menengah kejuruan (SMK).
Pada Agustus 2020 TPT terendah sebesar 5,68 persen pada penduduk berpendidikan SD ke bawah, sementara TPT tertinggi sebesar 18,75 persen pada jenjang pendidikan SMK.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi, mengatakan berdasarkan data yang dihimpun hingga 20 Oktober 2020, setidaknya ada 1.983 perusahaan yang terdampak Covid-19.
Dari total ini, jumlah pekerja yang ikut merasakan dampaknya mencapai 111.985 orang.
Menurutnya, ada 19.089 pekerja yang telah terkena PHK dari 460 perusahaan.
Sedangkan yang dirumahkan angkanya mencapai 80.138 pekerja dari 983 perusahaan.
"Jadi total yang di-PHK dan dirumahkan sejauh ini terdata ada 99.227 orang," ujar Taufik.
Taufik mengatakan, industri yang paling banyak melakukan PHK ada di sektor tekstil dan produk teksil mencapai 54,15 persen.
Peringkat kedua sektor industri yang paling banyak melakukan PHK adalah manufaktur sebanyak 23,80 persen. Disusul akomodasi atau restoran sebanyak 5,85 persen.
Baca juga: Suntik Vitamin C Dosis Tinggi Bisa Bunuh Virus Corona? Berikut Penjelasan Dari Para Ahli
Baca juga: Gerombolan Lumba-Lumba Terlihat di Perairan Pulau Biawak Indramayu, Meloncat Indah, Netizen Senang