Yatim Piatu di Usia 4 Tahun, Sekolah Sampai Kelas 3 SD, Suami Menikah Lagi, Tabah Tetap Kerja Keras

Saat beristirahat di kediamannya di daerah Subang, Jawa Barat, anggota DPR RI Dedi Mulyadi mendapati

Penulis: Ichsan | Editor: Ichsan
istimewa
Ibu Lia saat keliling menyunggi barang dagangannya di atas kepala 

TRIBUNJABAR.ID - Saat beristirahat di kediamannya di daerah Subang, Jawa Barat, anggota DPR RI Dedi Mulyadi mendapati ada seorang penjual pepes ikan melintas di depan rumahnya.

Dedi Mulyadi pun memanggilnya lalu berbincang banyak hal dengan penjual pepes ikan yang diketahui bernama Ibu Lia itu.

Ibu Lia membawa pepes ikan yang dimasukan dalam baskom dan dibawa dengan cara disunggi atau dijunjung di atas kepalanya.

Sontak ini langsung menarik perhatian Dedi Mulyadi karena sebagai seorang budayawan Dedi Mulyadi tahu betul orang Sunda tidak memiliki kebiasaan menyunggi atau menjunjung barang di atas kepala.

Orang Sunda kalau membawa barang biasanya dikelek, ujung baskomnya dipegang oleh tangan dan ujung terdekat menempel ke pinggang.

Benar saja saat berbincang dengan Dedi diketahui ternyata Ibu Lia berasal dari Malang, Jawa Timur.

Kini sehari-hari di Subang dia berjualan pepes ikan, pepes remis (ikan kecil), hingga pepes tutut.

Baca juga: No Van Dijk No Problem, Liverpool Selalu Menang Tanpa Van Dijk, Hadapi Ujian Berat Akhir Pekan Ini

Dedi Mulyadi saat berbincang dengan Ibu Lia, penjual pepes ikan
Dedi Mulyadi saat berbincang dengan Ibu Lia, penjual pepes ikan (istimewa)

Dalam perbincangan terungkap, Ibu Lia bersuamikan tukang ojek. Ini adalah pernikahan kedua baginya, setelah suami terdahulu meninggalkannya menikah dengan perempuan lain.

Ibu Lia pun mengungkapkan kisah pedihnya dimulai sejak anak-anak.

Di usia empat tahun sudah yatim piatu, ayah dan ibunya meninggal dunia. Sekolahnya pun hanya sampai kelas 3 Sekolah Dasar (SD).

Dengan segala kepedihannya itu ia pun merantau ke Subang, Jawa Barat. Hingga akhirnya bertemu dan menikah dengan seorang tukang ojek.

Kini kesehariannya dipenuhi aktivitas kerja keras. Selain keliling berjualan pepes ikan, Ibu Lia juga kerap bergelut dengan lumpur, mencari remis atau tutut untuk dimasak kemudian dijual.

Jika panen padi tiba, dia menunggu pemilik sawah memanen padinya. Jika padi sudah dipanen oleh pemiliknya, ia kemudian terjun ke sawah berburu butiran padi yang terbuang.

"Bisa sampai dua kwintal butiran padi berhasil saya kumpulkan dari sejumlah sawah yang sudah dipanen," kata Ibu Lia, kepada Dedi Mulyadi.

Baca juga: Bertemu Ayah Lesti Kejora, Rizky Billar Sebut Tak Ada Istilah Pansos, Digoda Pipipi Calon Mantu

Mendengar kisahnya yang dipenuhi kerja keras untuk kebahagiaan keluarganya, Dedi Mulyadi pun merasa kagum.

Dalam kesempatan itu, selain memborong habis barang dagangan Ibu Lia, Dedi Mulyadi juga membekali ibu asal Malang itu sejumlah uang untuk menambah modal usahanya.

Video pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan Ibu Lia kemudian diunggah ke akun media sosial dan channel youtube Kang Dedi Mulyadi dan mendapat respons positif dari warganet.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved