Konversi Mobil Dinas BBM ke Listrik di Pemprov Jabar, Begini Tanggapan Pengamat Kebijakan
Pengamat hukum tata negara dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusuf, mengatakan rencana konversi kendaraan dinas dari BBM ke listrik
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Setiap pengadaan kendaraan dinas ke depannya, katanya, mulai untuk mobil dinas gubernur sampai ASN di bawahnya, akan menggunakan mobil bertenaga listrik.
"Jadi, Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi pertama yang mewajibkan kebijakan ini. Minimal kendaraan dinas dari gubernur sampai level bawah, dari bentuk mobil sampai motor, adalah mobil dan motor listrik yang tersedia di pasaran," katanya.
Mengenai merek mobil dinas yang bakal direkomendasikan untuk kendaraan dinas Pemprov Jabar, Emil menyebut merek Hyundai. Menurutnya, dengan kisaran harga Rp 600 juta hingga Rp 700 juta, mobil listrik Hyundai cocok digunakan untuk kendaraan dinas. Pabriknya pun sudah hadir di Jawa Barat.
Emil juga menyebutkan dengan menggunakan mobil dan motor listrik, biaya bahan bakar dapat ditekan hingga tersisa seperlimanya. Menurut Emil, untuk jarak tempuh sejauh 350 kilometer, mobil listrik hanya perlu biaya Rp 50.000.
Kampanye penggunaan mobil listrik ini, ujarnya, sebagai upaya penyelamatan lingkungan. Selama ini, angka kebencanaan di Jabar terus meningkat dari seribuan kejadian per tahun menjadi dua ribuan kejadian per tahun. Sebagian besar adalah bencana yang disebabkan kerusakan lingkungan.
"Kita kampanyekan sebagai konversi energi karena semakin tingginya kebencanaan itu, seperti la nina, kebakaran hutan, itu akibat emisi gas buang yang selalu berlebih," katanya.
Emil menuturkan penyelamatan lingkungan dapat dimulai dengan mengubah gaya hidup masyarakat, yakni meminimalisasi pergerakan yang menghamburkan bahan bakar fosil dan mengubah cara bergerak masyarakat jadi menggunakan energi listrik.
"Kami ingin menyelamatkan lingkungan untuk anak cucu kita di masa depan, dimulai dengan mengubah gaya hidup. Ada dua cara, yakni mengubah cara gerak kita menjadi minimal dan mengubah cara gerak kita menggunakan energi listrik," katanya.
Selain mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik, Emil menekankan Pemprov Jabar juga bakal terus mengampanyekan penggunaan kompor listrik. Menurutnya, penggunaan kompor listrik dapat menekan biaya hingga tinggal seperlimanya dibandingkan kompor berbahan bakar gas.
Emil berharap lewat penggunaan energi listrik yang bakal terus dikampanyekannya, Provinsi Jabar ke depan menjadi provinsi dengan tingkat polusi emisi gas buang paling kecil di Indonesia. (Sam)
Baca juga: Dorong Peningkatan Konsumsi Energi Listrik, PLN Sinergi dengan Pemprov Jabar
Baca juga: Tahun Depan Tidak Ada Alokasi untuk Kendaraan Dinas, Pemprov Jabar Berencana Pakai Kendaraan Ini