Nasib Air Terjun Niagara Mini di Sumedang Kini, Dulu Curug Ini Sempat Ramai dan Viral
Ini nasib Air Terjun Niagara Mini dari Sumedang yang dulu sempat ramai dan viral.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Suara gemuruh air terjun langsung terdengar saat memasuki area Curug Bu'ud di Dusun Cipucung, RT 4/2, Desa Sukatani, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Rabu (28/10/2020).
Untuk menuju curug yang dulunya disebut mirip Air Terjun Niagara Mini dari Sumedang ini, pengunjung harus melewati perkebunan dengan kondisi jalan yang terjal sejauh satu kilometer dari pemukiman warga.
Sayangnya, kondisi Air Terjun Niagara Mini saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Air terjun yang dulunya sepanjang kurang lebih 35 meter dengan ketinggian 10 meter itu sekarang hanya memiliki panjang sekitar 10 meter saja.
Hal itu karena selama musim kemarau aliran airnya tidak sederas dulu, meskipun saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga tidak ada keindahan yang bisa dilihat dari curug tersebut.
Selain airnya kecil, beberapa tebing di sekitar curug ini juga sudah banyak yang longsor akibat pergerakan tanah yang kerap terjadi saat musim hujan dan akses jalan juga sudah dipenuhi berbagai macam tumbuhan liar.
"Dulu memang indah, di postingan warga juga disebut Air Terjun Niagara saat airnyanya masih deras dan memanjang kurang lebih 35 meter," ujar warga setempat, Yayat Juhayat (48) saat ditemui di Curug Bu'ud, Rabu (28/10/2020).
Ia mengatakan, terakhir curug ini memiliki keindahan seperti Air Terjun Niagara pada tahun 2019.
Namun, sejak masuk awal tahun 2020, curug tersebut sudah jarang dikunjungi warga karena kondisinya sudah tak seindah dulu.
"Saya, kan, punya kebun di sini, jadi tahu, bahkan dulu sempat ramai oleh pengunjung dan banyak warga yang berjualan makanan dan minuman di sini (kebun)," katanya.
Menurutnya, curug tersebut sudah jarang dikunjungi warga karena tebing yang berada di sekitar tempat tersebut memang rawan longsor karena kondisi tanahnya labil, sehingga dinilai bisa membahayakan pengunjung.
"Ini (tebing) tanahnya labil, rawan longsor. Jadi, sejak tahun 2019 sudah jarang pengunjung datang ke sini," ucap Yayat.
Kepala Desa Sukatani, Atep Mulyana mengatakan, asal muasal curug ini dinamakan Curug Bu'ud karena lokasinya berdekatan dengan bekas kantor Koperasi Unit Desa (KUD) Bu'ud, sehingga nama tersebut diambil sebagai nama curug tersebut.
"Dulu disebut Air Terjun Niagara karena curugnya memanjang, cuma sekarang airnya sedikit dan akses jalannya (rusak). Tapi nanti jalan masuknya mau dialihkan dari Bu'ud atau eks KUD," katanya.