Gempa Pangandaran 5,9 Magnitudo, Terasa hingga Sukabumi, Begini Analisis BMKG

Gempa Pangandaran 5,9 magnitudo terjadi pada pukul 07.56.47 WIB, Minggu (25/10/2020).

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ichsan
shutterstock
Ilustrasi Gempa 

Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi, M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Gempa Pangandaran 5,9 magnitudo terjadi pada pukul 07.56.47 WIB, Minggu (25/10/2020).

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Dr. Daryono mengatakan, episenter terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran pada kedalaman 62 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujarnya.

Baca juga: Gempa Pangandaran 5,9 Magnitudo, Belum Ada Laporan Kerusakan, di Pantai Mendung dan Hujan

Ia menjelaskan, guncangan gempa dirasakan di daerah Sukabumi, Tasikmalaya, Pangandaran dalam skala intensitas III-IV MMI, Kuningan, Garut, Cilacap dengan intensitas III MMI, Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan intensitas II-III MMI, Kota Bandung, Tegal dengan intensitas II MMI.

"Di Jawa Barat banyak warga lari berhamburan keluar rumah kerena terkejut karena adanya guncangan yang terjadi secara tiba-tiba," katanya.

Hingga saat ini, kata Daryono, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 09.00 WIB, pagi ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)," katanya.

Baca juga: Antisipasi Bencana, Jabar Perkuat Koordinasi Hadapi Fenomena La Nina

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved