Libur Panjang, Kunci Ada dimasyarakat, Mau Tertular atau Menulari Covid-19, Ini Saran Epidemiolog
Pakar Epidemiologi Unair, Windhu Purnomo, mengatakan jika terjadi perpindahan masyarakat antardaerah berpotensi adanya penularan virus corona
Jika kedapatan melanggar protokol kesehatan, maka harus diberikan sanksi yang tegas, baik ke pihak pengelola usaha atau tempat publik dan masyarakat.
Sementara itu, hal yang perlu digarisbawahi, satuan tugas penanganan Covid-19 di setiap kabupaten/kota dan provinsi harus bekerja keras mencari kasus setelah libur panjang.
"Untuk segera diisolasi, agar tidak menulari," kata dia. Windhu menegaskan, masyarakat harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan meliputi mengenakan masker, mencuci tangan atau menjaga kebersihan tangan, dan menjaga jarak.
"Perlu diingat wisata saat ini belum aman. Kalau bepergian jangan ke tempat kerumunan," paparnya.
Masyarakat jadi kunci Windhu menilai, jika lonjakan kasus paparan virus corona terjadi, hal itu dapat dilihat dalam waktu satu hingga dua minggu setelah berakhirnya libur panjang.
"Kita bisa tunggu satu minggu sampai dua minggu setelah tanggal 1 November," tuturnya.
Kenaikan kasus diprediksi akan tinggi, terlebih ada kondisi lain yang mendukung seperti demo hingga kampanye Pilkada yang masih banyak dilakukan dengan tatap muka.
Windhu menyampaikan, masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam menekan kasus infeksi Covid-19.
Terlebih, saat ini hampir semua tempat, baik esensial dan non-esensial telah dibuka.
Ia mengimbau masyarakat dapat tinggal di rumah jika tidak ada situasi yang mendesak.
"Sekarang bolanya ada di masyarakat, mereka mau tertular atau menulari. Usahakan di rumah saja," tuturnya.
"Orang berisiko tinggi, orang tua, kormobid, ibu hamil, tinggal di rumah saja," lanjut dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Libur Panjang Akhir Oktober, Ini Saran Epidemiolog untuk Cegah Lonjakan Corona"