Penanganan Virus Corona

Ridwan Kamil Ajak Warga Tetap Disiplin Protokol Kesehatan Sambil Menunggu Produksi Vaksin Covid-19

Ridwan Kamil mengatakan sambil menunggu produksi vaksin yang bertahap sampai tahun depan, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan

TRIBUN JABAR / MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sambil menunggu produksi vaksin yang bertahap sampai tahun depan, masyarakat diminta tetap menerapkan upaya pencegahan penularan Covid-19, yakni dengan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Di sisi lain, pemerintah melakukan 3T bersama Satgas Penanganan Covid-19, yakni Testing atau melakukan pengetesan, Tracing atau melacak kontak erat pasien positif, dan Treatment atau merawat yang positif Covid-19. Semua ini dilakukan bersama sambil menunggu proses vaksinasi.

Upaya ini, katanya, dilakukan karena proses penyuntikan sembilan juta vaksin di tahap pertama baru dilakukan pekan ini.

Tahapan penyuntikan vaksin yang diproduksi oleh sejumlah negara ini terlebih dulu dilakukan terhadap garda terdepan penanganan Covid-19, yakni tenaga kesehatan dan warga di zona intensitas penularan tinggi. Untuk daerah lainnya, ujarnya, masih harus mengantre.

"Di mana-mana, kalau terbatas ya pakai prioritas. Vaksin yang Desember masih 50-50. Kalau lulus, Biofarma dorong cepat produksi, digas full. Pertanyaan kedua, distribusikannya gimana. Yang ketiga, gimana nyuntiknya, dokter dan tenaga kesehatan sudah dihitung tidak cukup. Kalau andalkan dokter dan perawat, bisa lebih dari setahun vaksinasinya," tuturnya saat membuka pelatihan relawan Satgas Penanganan Covid-19 di SMKN 3 Bandung, Senin (19/10/2020).

"Problemnya, vaksin disuntiknya dua kali. Vaksin yang Januari yang dibuat di Bandung, akan produksi berjuta-juta. Desember ini darah relawan uji klinis akan dicek apakah naik ke angka 90 persen imunnya. Kalau bagus hasilnya, diproduksi. Maka slogannya, kepada masyarakat, mari disiplin sambil menunggu vaksin," tuturnya.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Prof Dr Kusnandi Rusmil mengatakan relawan yang dibutuhkan untuk uji klinis vaksin dari Sinovac Biotech dan Biofarma ini, sudah terpenuhi. Banyak di antaranya yang sudah masuk tahapan penyuntikan dosis kedua hingga pengambilan sampel darah atau V3.

Kusnandi memastikan bahwa sistem pengawasan berjalan baik dan dilakukan secara berkala. Sejauh ini, para relawan tidak ada yang mengalami gangguan kesehatan yang berarti.

“Sinovac ini kan bekerja sama dengan banyak negara. Uji klinis masih berlangsung, belum bisa tahap produksi. Diproduksi itu kalau semua penelitian sudah rampung. Perkiraan bulan Maret (2021) selesai tahapan penelitiannya, nanti kami akan melaporkan semuanya,” kata dia.

“Nanti Biofarma menentukan bisa produksi. Bisa dijual belikan sudah ada izin dari Badan POM. Intinya, penelitian ini harus bagus hasilnya kalau mau diproduksi. Indikatornya aman, imunnya mengandung zat anti. Efektif mencegah penyakit. Harus di atas 80 persen. Tapi sejauh ini belum ada laporan relawan yang mendapat keluhan,” katanya.

Berdasarkan siaran pers yang diterima, relawan uji klinis yang terdaftar sudah mencapai 1.800 orang. Banyak di antara mereka sudah mendapatkan suntikan pertama, suntikan dosis kedua, hingga pengambilan darah untuk pemeriksaan imunitas.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyatakan sebanyak 671 relawan sudah masuk dalam tahap monitoring, 540 di antaranya sudah menjalani tahap pemeriksaan imunogenisitas, yang berfungsi untuk mengetahui apakah kekebalan relawan muncul setelah diberikan dua kali suntikan dari vaksin Covid-19.

Honesti menyampaikan, pengadaan vaksin Covid-19 untuk Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu sebanyak 170 juta jiwa, atau sekitar 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Dengan penyuntikan sebanyak dua kali penyuntikan atau dosis, Indonesia memerlukan vaksin Covid-19 sebanyak 340 juta dosis dalam kurun waktu setahun.

“Program vaksinasi Covid-19 ini harus dikawal sebaik mungkin dari seluruh stakeholder, sehingga program ini dapat berjalan sesuai prosedur,” katanya melalui siaran tertulis.

Direktur Registrasi Obat Badan POM Riska Andalusia berharap semua fase uji klinis dilaksanakan sesuai dengan prinsip Cara Uji Klinis yang Baik (CUKB) dan validitas data dapat dipertanggung jawabkan.

Sejauh ini, katanya, tidak ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping yang berat atau serius di antara relawan vaksin Covid-19.

Hasil dari uji klinis ini dapat menjadi data pendukung bagi Badan POM saat mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 yang akan diajukan oleh Biofarma pada saat uji klinis fase ketiga sudah berakhir.

Nantinya, katanya, hasil dari uji klinis fase ketiga di Bandung akan digabungkan dengan hasil uji klinis fase ketiga di negara lain seperti Brazil, Chille, Turki, dan Bangladesh.

Riska memastikan, setelah uji klinis fase 3 selesai, vaksin Covid-19 ini akan diproduksi oleh Bio Farma, dan tentunya dalam proses produksi ini harus memenuhi aspek mutu atau kualitas, dan Bio Farma pun tetap akan berada di bawah pengawasan Badan POM untuk pemenuhan perarturan Good Manufacturing Practices atau cara pembuatan obat yang Baik.

“Tiga aspek tadi. Khasiat, keamanan, dan mutu, harus dipenuhi oleh Biofarma sebagai pendaftar vaksin Covid-19 untuk nanti dinyatakan layak atau tidak oleh Badan POM untuk diproduksi hingga distribusi," kata Riska.

Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin Covid-19 mulai dari bahan baku dan proses lainnya, BPOM akan menuju Sinovac Biotech di Tiongkok untuk visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitasnya di Beijing, termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audit halal.

BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi Vaksin Covid-19 di Biofarma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Practice (GMP). (Sam)

Catatan Redaksi:
Pemerintah lewat Satgas Penanganan Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (Memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak).

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Makanya, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.

Tribunjabar.id, grup Tribunnews.com, mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M ( *wajib memakai masker, wajib rajin mencuci tangan, dan wajib selalu menjaga jarak* ).

Bersama-kita lawan virus corona.

Baca juga: Deklarasi Tolak Anarkisme Subang Cinta Damai Digelar sesuai Protokol Kesehatan Covid-19

Baca juga: Penyuntikan Vaksin Covid-19, Tahap Satu Jabar Ajukan Tiga Juta Vaksin untuk 3 Daerah, Bandung Masuk?

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Kini Wilayah Zona Merah Covid-19 di Jabar Tinggal Dua Kabupaten/Kota Ini

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved