Trena Treni Bertemu di TikTok

Kronologis Kenapa Si Kembar Trena Treni Bisa Terpisah Selama 20 Tahun, Bermula dari Sakit-sakitan

Ini kronologis si kembar Trena dan Treni bisa berpisah selama 20 tahun. Ternyata berawal dari sakit-sakitan.

Penulis: Firman Suryaman | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Firman Suryaman
Enceng Dedi (59) didampingi Trena (24), saat ditemui di rumahnya di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Senin (19/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Firman Suryaman

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Enceng Dedi (59), menceritakan bagaimana kembar Trena dan Treni bisa berpisah sekitar 20 tahun.

Itu diawali dengan berpindahnya ia dari Tasikmalaya mengikuti program transmigrasi di Darmais Bandung ke Provinsi Maluku tahun 1996.

Beberapa bulan di Maluku, istrinya, almarhumah Enok Rohaenah, melahirkan anak kembar perempuan tanggal 12 Desember 1996.

Si kakak diberi nama Euis Trena Mustika dan adiknya Elis Treni Mustika.

"Saat keduanya berusia beberapa bulan sering sakit. Kemudian ada nasihat dari orang tua bahwa Trena dan Treni harus dipisahkan, agar tidak sakit-sakitan," kata Enceng, yang ditemui di rumahnya di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Senin (19/10/2020).

Enceng dan Enok saat itu sepakat memisahkan Trena dan Treni demi kesehatan keduanya.

"Trena dititip ke orang Garut, sedangkan Treni dititipkan kepada pasangan Pak Misranto dan Bu Rini," ujar Enceng.

Trena memperlihtkan Treni di medsos TikTok, saat ditemui di rumahnya, di Kota Tasikmalaya, Senin (19/10/2020).
Trena memperlihtkan Treni di medsos TikTok, saat ditemui di rumahnya, di Kota Tasikmalaya, Senin (19/10/2020). (Tribun Jabar/Firman Suryaman)

Setahun berpisah, Enceng dan Enok masih bisa bertemu dengan Treni.

Sementara dengan Trena sering bertemu karena hanya dititipkan ke tetangga.

"Tahun 1999 kemudian terjadilah kerusuhan Maluku, yang membuat kami terpaksa harus kembali ke Tasikmalaya. Saat itu kami bisa membawa Trena, tapi Treni dibawa Pak Misranto," kata Enceng.

Sejak itulah, Enceng dan Enok tidak mengetahui lagi di mana keberadaan Treni.

Terlebih setelah mereka kembali ke Tasikmalaya.

"Saya sempat tahu bahwa Pak Misranto tinggal di Malang. Tapi tidak tahu alamatnya," ujar Enceng.

Ia bersama almarhumah istrinya pernah menelusuri keberadaan Treni di Malang.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved